Jakarta - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan akan bekerja sama dengan Jepang dan Belanda untuk pembangunan empat “kapal induk.”
Direktur Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Bambang Wiyanto,22/2/2016, mengatakan, nilai pendanaan dari kedua negara itu mencapai Rp 2 triliun untuk pembangunan empat unit “kapal induk.”
“Pendanaan dari luar negeri ini dengan JICA (Agen Kerja Sama internasional Jepang) dan Belanda,” ujarnya.
Bambang Wiyanto tidak menjelaskan apa pengertian “kapal induk” yang dia maksud. Kerja sama tersebut direncanakan mulai tahun 2017.
Pada tahun 2017 akan dikerjakan dua paket, Paket I, pembangunan 16 kapal kenavigasian, dan paket II, pembangunan empat “kapal induk”. “Selama lima tahun ini target kita 50 kapal terbangun,” ujarnya.
Bambang Wiyanto menyatakan pembangunan kapal ini, untuk memenuhi kebutuhan kapal kenavigasian yang baru mencapai 63 kapal. “Idealnya, sekitar 125 kapal,” katanya.
Usia beberapa kapal sudah sangat tua, ada yang mencapai 40 tahun. “Kapal-kapal lama akan kita scrap (potong-potong),” ujar Bambang. Saat ini, pembangunan kapal yang sudah melakukan penandatangan kontrak sebanyak 20 kapal.
Khusus, untuk kapal kenavigasian, akan memberikan peranan yang cukup penting dan strategis, terutama dalam mendukung terciptanya keselamatan pelayaran di perairan Indonesia.
Kapal kenavigasian berfungsi melaksanakan pemeliharaan sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) serta melakukan pendistribusian perbekalan di seluruh wilayah Indonesia.
Sumber : ANTARA, Militerhankam