Pejabat Tinggi Departemen Pertahanan AS mengeluh, perang yang saat ini dilancarkan oleh amerika serikat dan sekutunya di Irak, Yaman dan Suriah telah menghabiskan cadangan rudal presisi (Precision Guided Missiles – PGM) milik AS, ungkap media AS.
Menipisnya cadangan rudal presisi ini menarik perhatian para pejabat Pentagon, yang menginginkan reformasi pada sistem Penjualan Militer Asing (FMS) untuk meningkatkan pengiriman lebih cepat Precision Guided Missiles (PGM).
Laporan dari Guggenheim Securities menyatakan permintaan untuk senjata udara ke permukaan amunisi presisi oleh pasukan AS dan sekutu sudah membuat cadangan persenjataan AS sangat menipis. Saat ini amunisi presisi mendapat permintaan yang sangat tinggi untuk melawan ISIS di Suriah dan Irak, dan digunakan oleh Arab Saudi dan sekutu Arabnya dalam mendukung pemerintah Yaman terhadap pemberontak Houthi.
“Kebutuhan untuk mengganti amunisi presisi yang digunakan NATO dan negara Timur Tengah yang berpartisipasi dalam serangan udara terhadap ISIS di Suriah, Irak, dan Yaman … terlihat dalam penjualan ke Arab Saudi, Irak, dan Turki untuk menggantikan senjata yang digunakan,” catat Guggenheim Securities.
Namun, para pejabat Departemen Pertahanan AS tetap khawatir akan keterlambatan dan kekurangan rudal presisi yang dikirimkan ke tiga teater perang untuk menggantikan amunisi yang sudah digunakan, tulis Defence News.
Sumber : Sputnik, Jejak Tapak