Pemerintah AS berusaha untuk menyetujui penjualan sebanyak 12 pesawat serang ringan A-29 Super Tucano ke Nigeria untuk membantu melawan kelompok Boko Haram. Washington juga akan mendedikasikan lebih banyak aset intelijen, pengawasan dan pengintaian untuk kampanye melawan kelompok militan di wilayah tersebut dan berencana untuk memberikan pelatihan tambahan bagi pasukan infanteri Nigeria.
Para pejabat berbicara dengan syarat anonim kepada Reuters Jumat 6 Mei 2016 mengatakan rencana tersebut tengah dibahas pemerintahan.
Vice Admiral Michael Franken, Wakil Komandan Afrika Command US Navy, mengatakan kepada forum Washington pekan lalu bahwa sekarang ada 6.200 tentara AS yang kebanyakan adalah Pasukan Operasi Khusus beroperasi di 26 lokasi di benua itu.
Pelebaran kerjasama militer AS adalah kemenangan politik bagi Presiden Muhammadu Buhari, yang menjabat tahun lalu dan berjanji untuk menindak korupsi merajalela yang telah menggerogoti angkatan bersenjata di negara paling padat penduduknya di Afrika itu.”Pemerintahan Buhari saya pikir telah benar-benar mengisi kembali hubungan bilateral dengan cara yang mendasar,” kata seorang pejabat AS.
Pemerintah Nigeria sebelumnya Goodluck Jonathan telah mencemooh Amerika Serikat karena memblokir penjualan senjata dengan alasan hak asasi manusia. Dia ini juga mengkritik Washington karena gagal untuk berbagi intelijen secara cepat.
Hubungan kedua negara berada pada titik terendah pada akhir 2014 ketika pelatihan militer pasukan AS dan Nigeria tiba-tiba dihentikan.
“Buhari menjelaskan menjadikan prioritas mereformasi militer untuk mengalahkan Boko Haram. Dan dia melihat kita sebagai bagian dari solusi itu,” kata seorang pejabat AS yang kedua.
Kongres belum secara resmi diberitahu tentang kemungkinan persetujuan terhadap penjualan pesawat turboprop Embraer A29 Super Tucano untuk Nigeria. Tucano dapat digunakan untuk pelatihan, pengawasan atau serangan. Pesawat ini dapat dipersenjatai dengan dua senapan mesin di sayap dan dapat membawa sampai 1.550 Kg senjata.
Salah satu lini produksi untuk Super Tucano adalah di Florida, di mana ia dibangun dengan perusahaan AS Sierra Nevada Corp. Pesawat yang akan dijual ke Nigeria datang dengan konfigurasi bersenjata sangat dasar, kata salah satu pejabat AS. Para pejabat tidak mengungkapkan biaya pesawat untuk dijual ke Nigeria.
Namun, jika mengacu pada kontrak 20 pesawat sejenis yang dijual ke Afghanistan senilai sekitar US$428 juta pada saat diumumkan pada tahun 2013.
Peter Pham, Direktur Afrika Center di think tank Dewan Atlantik , mengatakan setiap penjualan pesawat Super Tucano akan menunjukkan meningkatkan hubungan, tetapi dia mengignatakn bahwa kemampuan mereka untuk melawan Boko Haram bisa dibatasi.
“Ketika Anda melawan kelompok yang tidak lagi memegang kota dan desa, yang tidak lagi berkumpul dengan cara konvensional, pesawat – pesawat tempur memiliki peran yang jauh lebih terbatas dalam pertempuran semacam ini,” kata Pham.
Sumber : Jejak Tapak