Segala jenis senapan serbu terbaru dari manca negara memang lumrah untuk dicoba, atau paling tidak dimiliki sample-nya oleh pasukan khusus TNI. Tak lain tujuannya agar personel berkualifikasi khusus bisa meng-update pengetahuan tentang senapan serbu anyar yang kini beredar. Contohnya seperti belum lama ini muncul sosok CZ805 Bren yang digunakan Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL, dan ada lagi sekuel foto yang memperlihatkan senjata asal Republik Ceko ini tengah dijajal oleh Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI AD.
Seperti halnya varian SS (Senapan Serbu)-2 yang dirilis PT Pindad, CZ805 adalah terobosan yang dibanggakan Republik Ceko dalam segmen persenjataan perseorangan. Meski berasal dari negara eks Pakta Warsawa yang notabene pernah dekat dengan Uni Soviet (Rusia), CZ805 Bren yang dibuat Česká zbrojovka Uherský Brod justru mengusung kaliber 5,56 x 45 mm NATO.
Sebuah langkah revolusi persenjataan yang amat tegas, mengingat desain senjata ini dilakukan pasca berubahnya haluan politik di Ceko, dimana negara tersebut lebih mendekat ke NATO.
Dengan adopsi kaliber khas NATO, sontak ikut membuka peluang pasar ke negara-negara yang menganut mahzab standar senjata dari NATO, termasuk Indonesia yang mencomot kaliber 5,56 x 45 mm untuk senjata organik TNI.
Sekilas pandang melihat CZ805, maka ingatan langsung tertuju pada senapan serbu asal Jerman, Heckler & Koch (H&K) G36. Terutama pada desain magasin yang transparan dari bahan polimer, memudahkan bagi gunner untuk melihat sisa amunisi yang ada. Meski begitu, CZ805 dapat juga dipasangi magasin M4/M16/SS-1.
Pada CZ805, bolt carrier memiliki sedikit blok yang memanjang ke depan, dengan satu lubang besar berbentuk lingkaran. Di lubang inilah dimasukkan tuas pengokang yang dapat dipindah-pindah dari kiri atau kanan sesuai preferensi gunner. Karena menempel pada bolt carrier, tuas pengokang ini ikut bergerak ke belakang saat senapan ditembakkan, jadi gunner harus berhati-hati saat memegangnnya.
CZ805 Bren ditawarkan dalam dua varian utama, yakni A1/A2. Perbedaan A1 dan A2 terletak pada panjang laras, dimana CZ805 Bren A2 mempunyai laras yang lebih pendek.
Laras CZ805 diracang dengan teknologi modular, laras dengan panjang berbeda-beda dapat di install sesuai kebutuhan. Semisal ada laras ukuran 14,5 inchi untuk pasukan payung (para), laras 10,5 inchi untuk pertempuran jarak dekat, dan laras 20 inchi untuk kebutuhan heavy barrel pada penembak jitu. Sistem penguncian laras menggunakan mur yang dipasang pada sisi kiri dan kanan receiver.
Penggunaan Picatinny rail pada bagian atas recieiver juga membuat CZ805 dapat dengan mudah dipasangi berbagai macam aksesoris. Diantaranya yang dapat dipasang adalah alat bidik optic. Diantara pilihannya ada yang berbasis tritium, seperti Mepro 21 buatan Israel, ada lagi yang menggunakan holographic sight dengan laser pembidik terintegrasi, ada EOTech 552 dengan modul EOLAD-2VI atau EOLAD-2S.
Jika butuh laser pointer bisa juga dipasangi CQBL-1, sementara kalau butuh laser kasat mata ada DBAL-A2.Untuk kebutuhan sniper, bisa menggunakan teleskop jarak menengah Leupold Mark4 LR/T TMR, semntara untuk pertempuran malam ada optic Mepro MNV X6, NOA X4 dan NYX. Jika tersedia budget, juga tinggal pasang pembidik berbasis thermal.
Pelontar gronat yang terintegrasi pada sistem senapan serbu sudah bukan barang baru lagi. Menggunakan kaliber 40 x 46 mm, CZ805 juga punya sistem pelontar granat yang diberi label G1. Pelontar ini dibuka kearah samping (side loading) sehingga bisa diisi berbagai macam granat lontar. Untuk memasukan granat 40 mm, gunner harus menggeser pangkal laras ke kiri. Sementara di M-203 laras pelontar harus digeserkan ke depan saat pengisian munisi, dan digeser kembali ke belakang akan mengunci otomatis pada posisi tertutup, siap untuk ditembakkan. Untuk melakukan bidikan, G1 dilengkapi pembidik depan (folding ladder sight) dan penanda.
Mengutip sumber dari Wikipedia.org, secara resmi CZ805 telah digunakan di Republik Ceko, Mesir, Mexico, Moldova, dan Slovakia. Sementara debut pertempuran yang melibatkan senjata ini mulai dari Perang Afghanistan, Perang Teluk II, Perang Obat Bius di Mexico, dan Perang di Mali.(Bayu Pamungkas)
- Weight: 3,6 kg
- Length: 910–855 mm (butt extended), 670 mm (butt folded)
- Barrel length: 360 mm (Bren A1), 277 mm (Bren A2)
- Cartridge: 5,56 × 45mm NATO
- Action: Gas-operated, rotating bolt
- Rate of fire: 700-800 perluru per menit
- Maximum firing range: 500 meter
- Magazin capacity: 30
- Sights: Iron sights