Kepala pusat analitik militer Rusia percaya meskipun menghadapi tantangan baru yang tidak ringan, Rusia memiliki sejumlah keunggulan dalam industri militer.
Ruslan Pukhov, anggota Penasihat Umum Dewan Kementerian Pertahanan Rusia dan salah satu pendiri dari Pusat Analisis Strategi dan Teknologi yang berbasis di Moskow menyatakan telah mengikuti perkembangan industri pertahanan Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet. Dia telah menganalisis tantangan utama bagi industri pertahanan Rusia.
Rusia telah menjadi pemasok senjata terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dan meluncurkan program modernisasi militer besar senilai lebih dari US$ 350 miliar dan dapat dianggap sebagai prestasi besar, menurut Pukhov.
Rusia memiliki sejumlah keunggulan yang signifikan dalam industri militer AS, kata Pukhov.
Hubungan saat ini antara Amerika Serikat dan Rusia berada pada titik terendah sejak akhir Perang Dingin. Rusia moderen bukan Uni Soviet; itu sebabnya Washington harus mendinginkan retorika agresif terhadap Rusia.
Misalnya, negara ini memiliki beberapa teknologi militer eksklusif, yang memiliki pasar di seluruh dunia. Selain itu, peralatan Rusia tidak semahal buatan AS. Persenjataan Rusia bisa dibangun oleh “mesin kurang canggih” yang akan membuat produksi yang lebih murah.
Keuntungan lainnya adalah kenyataan senjata Rusia yang sangat ” user-friendly,” memungkinkan orang tanpa pendidikan dan keterampilan khusus untuk mengoperasikannya.
“Pesawat tempur AS terlihat seperti jam tangan Swiss, tapi jet tempur Rusia terlihat seperti tank. Anda lebihsuka mana? bertarung dengan tank atau jam tangan Swiss? ” seloroh Pukhov dengan nada bercanda sebagaimana dikutip Ria Novosti.
Suspensi kerjasama dengan Barat telah mendorong Rusia untuk meluncurkan program substitusi impor. Peralatan militer dan senjata rencana substitusi impor diselesaikan pada Desember 2014. Hal ini akan menjadikan Rusia justru mampu meningkatkan produksi dan kemampuan teknologi pertahanannya.
Sumber : Jejak Tapak