Kepala Agen Ekspor Peralatan Militer Tentara Federal Rusia, Alexander Fomin, mengatakan bahwa Iran akan kembali membeli senjata canggih dari Rusia setelah menerima sistem pertahanan udara S-300. Akan tetapi, Fomin tidak menjelaskan lebih lanjut terkait detail persenjataan maupun spesifikasi senjata canggih yang akan dibeli oleh Iran tersebut.
“Yang pasti, kami tidak membahas sistem persenjataan ofensif (bersifat menyerang) yang dilarang PBB,” ujar Fomin, Rabu (27/04).
Tak hanya mengimpor, Iran juga sebenarnya telah memproduksi senjata sendiri. Beberapa diantaranya adalah Misil Ghader, Nasr dan Fakour, radar pengintai Kasta, Hag dan misil pertahanan Rapier, serta misil jarak jauh Talaash-3.
Namun, Teheran merasa belum cukup dengan semua sistem persenjataan yang dikembangkannya itu. Iran akhirnya memasok persenjataan dari negara lain, salah satunya Rusia.
Iran memiliki minat kuat untuk membeli S-300 karena diyakini merupakan salah satu sistem yang paling dapat diandalkan dan efisien dari jenisnya untuk meningkatkan pertahanan udara.
Pembicaraan untuk menandatangani kontrak S-300 sempat terhenti pada tahun 2010, tetapi kembali dilanjutkan pada bulan April tahun lalu, setelah kesepakatan nuklir antara Iran dan enam kekuatan dunia terkemuka tercapai.
Sumber : Okezone, JKGR