Laporan kehadiran 150 prajurit AS di Suriah menimbulkan perhatian serius dan dianggap Damaskus sebagai invasi sekaligus pelanggaran terhadap kedaulatan negara. Demikian hal tersebut dilaporkan kantor berita SANA Suriah, mengutip Kementerian Luar Negeri Suriah, Kamis (28/4).
Pada Senin (24/4), Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa Washington akan "menambah hingga 250 personil prajurit AS di Suriah, termasuk pasukan khusus". Mereka diharapkan untuk melatih Pasukan Demokratik Suriah.
Gedung Putih menegaskan bahwa penyebaran Pasukan Khusus AS dimaksudkan untuk mengusir kelompok teroris ISIS.
Pada Rabu (27/4), sekitar 150 orang tentara AS tiba di timur laut Suriah, di kota Rumeilan yang dikontrol oleh Kurdistan Suriah. Menurut sumber keamanan Kurdi, sebagian dari kontingen militer AS telah tiba segera menuju ke utara Provinsi Raqqa.
"Kami menganggap kedatangan 150 tentara Amerika ke daerah Rumeilan di Suriah sebagai sesuatu yang serius. Republik Arab Suriah mengutuk agresi ini yang merupakan invasi berbahaya dan melanggar kedaulatan Suriah," kata kantor berita tersebut sebagaimana yang dikutip dari kementerian.
Meskipun Barack Obama berulang kali mengatakan tidak akan ada "jejak sepatu" pasukan AS di Suriah, rencana peningkatan kehadiran pasukan Amerika di Suriah baru-baru ini justru meningkat secara dramatis dari 250 personil tambahan menjadi 300 personil.
Sumber : RBTH