China menegaskan tidak akan membiarkan kekacauan dan peperangan terjadi di Semenanjung Korea karena tidak akan memberikan keuntungan pada siapapun.
Kampanye Korea Utara untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklirnya sebagai upaya menentang resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa menimbulkan kecaman dari China dan meningkatkan ketegangan di kawasan.
“Sebagai tetangga dekat semenanjung, kami secara tegas melarang peperangan atau kekacauan di semenanjung. Situasi ini tidak akan memberikan keuntungan kepada siapa pun,” kata Presiden China Xi Jin-ping kepada para menteri luar negeri Asia di Beijing, Kamis 28 April 2016.
Korea Utara telah melakukan uji coba nuklir keempat kalinya pada Januari dan diikuti dengan uji coba beragam peluru kendali.
Negara yang terisolasi itu diperkirakan akan menggelar uji coba nuklir lainnya sebelum kongres yang jarang digelar oleh partai berkuasa yang dimulai pada 6 Mei saat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un diperkirakan akan berusaha memperkuat kepemimpinannya.
China merupakan satu-satunya sekutu utama Korea Utara, namun China tidak menyetujui pengembangan senjata nuklir Korea Utara dan mendukung sanksi keras baru PBB yang dijatuhkan pada bulan lalu. China sudah lama menyerukan agar Semenanjung Korea bebas senjata nuklir.
Hampir 30.000 personel Amerika Serikat berada di Korea Selatan dan dua Korea tersebut secara teknis masih berperang setelah konflik 1950-1953 berakhir melalui gencatan senjata tanpa disertai kesepakatan.
Xi saat berbicara dalam pertemuan tersebut juga mengatakan bahwa China akan mengawal perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan, sementara pada saat yang sama pihaknya menjaga kedaulatan dan hak-haknya di wilayah yang disengketakan sejumlah negara tersebut.
Sumber : Jejak Tapak