Ardava.com


Home » , , , , , » INS Vikramaditya, Mimpi Terburuk India

INS Vikramaditya, Mimpi Terburuk India

Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Selasa, 31 Maret 2015

INS Vikramaditya
Kapal induk India INS Vikramaditya

Kapal induk India INS Vikramaditya
Spesifikasi Kapal induk India INS Vikramaditya
Seperti banyak negara, India juga menginginkan senjata terbaik dengan kemampuan tinggi. Tetapi karena masalah ideologi dan keuangan, India tidak bisa leluasa mendapatkan alat tempur dari Amerika dan Eropa. Tak ada pilihan terbaik lagi kecuali lari ke Rusia. Hingga akhirnya dalam 50 terakhir Negara ini menjadi pembeli senjata terbesar dari Rusia.

Tetapi harus diakui India kerap kecewa ketika berurusan dengan Rusia. Kontrak pertahanan antara India dan Rusia secara konsisten selalu diwarnai dengan molornya waktu dan membengkaknya biaya. Belum lagi tidak maksimalnya senjata yang dibeli. Terakhir, pengembangan pesawat siluman generasi kelima yang juga membuat India ketar-ketir.

Tetapi tidak ada yang melebihi pahit yang dirasakan India dari pada kisah INS Vikramaditya. Pada awal 2000-an, India pergi belanja untuk kapal induk baru. Yang terjadi selanjutnya adalah mimpi buruk industri militer. Bagaimana kisahnya ? Kita simak satu per satu.

  1. Asal Usul Vikramaditya 

Kapal induk India INS Vikramaditya
Kapal Induk Rusia Admiral Gorshkov
Pada tahun 1988, Uni Soviet menugaskan kapal induk baru. Dia dan empat kapal dari kelas Kiev mewakili desain Soviet yang unik. Bagian depan ketiga menyerupai cruiser berat, dengan 12 raksasa SS-N-12 rudal anti-kapal, hingga 192 rudal permukaan-ke-udara dan dua senjata dek 100 milimeter. Sisanya dua pertiga dari kapal itu pada dasarnya sebuah kapal induk, dengan dek penerbangan miring dan hanggar.

Baku hanya melayani singkat Uni Soviet sebelum kemudian Negara itu bubar pada 1991. Rusia mewarisi kapal Baku yang kemudian diganti namanya menjadi Admiral Gorshkov menjadi salah satu kapal di Angkatan Laut Rusia. Namun hanya sampai pada 1996. Sebuah ledakan ruang boiler, mungkin karena kurangnya pemeliharaan , Admiral Gorshkov tidak lagi difungsikan dan dibiarkan mangkrak begitu saja nyaris tanpa perawatan.

Pada awal 2000-an, India menghadapi dilema. Angkatan Laut India hanya memiliki kapal induk INS Viraat yang harus pension pada 2007. Padahal India membutuhkan kapal induk untuk menegaskan pengaruh mereka di Samudera Hindia. Kapal induk sebagai sebuah status penting untuk menunjukkan kekuatan sebuah Negara. New Delhi harus mencari pengganti Viraat dengan cepat.

Pilihan India yang terbatas. Negara pemilik kapal induk adalah Amerika Serikat, Prancis dan Italia. Namun ukuran kapal terlalu besar dan terlalu mahal untuk kantong pertahanan India. Pada tahun 2004, India dan Rusia mencapai kesepakatan bahwa India akan menerima Admiral Gorshkov. Kapal akan diberikan gratis tapi India harus membayar $ 974.000.000 dolar Amerika ke Rusia untuk meng-upgrade kapal tersebut. Kapal baru ini nanti yang kemudian diberi nama INS Vikramaditya yang diambil dari nama seorang raja India di masa lalu.

  2. Proyek Ambisius 

Kapal induk India INS Vikramaditya
meng-upgrade Admiral Gorshkov untuk dijadikan Kapal induk India INS Vikramaditya
Upgrade Admiral Gorshkov memanag sangat ambisus. Dengan bobot 44,500 ton, Admiral Gorshkov adalah kapal besar. Sudah berumur lebih dari satu dekade serta telah menghabiskan delapan tahun mendekam tanpa perawatan. Apalagi dengan musim dingin yang ekstrem di Rusia jelas akan berdampak buruk pada kondisi kapal.

Rusia akan mengubah kapal tersebut dari pembawa helikopter dengan dek penerbangan parsial menjadi sebuah kapal induk dengan landasan peluncuran dan dek penerbangan lebih dari 900 meter. Kapak ini harus mampu menampung 24 MiG-29K dan hingga 10 helikopter Kamov.

Kapal ini nanti juga akan memiliki radar baru, boiler baru untuk propulsi, kabel penangkal baru untuk menangkap pesawat mendarat dan elevator dek baru. 2.700 kamar dan kompartemen-tersebar lebih dari 22 deck-akan diperbaharui dan kabel baru akan diletakkan di seluruh kapal. Kuno. Dengan berbagai upgrade maka harga di bawah 1 miliar dollar benar-benar sebuah mimpi indah bagi India.

  3. Molor Dan Biaya Membengkak 

Kapal induk India INS Vikramaditya
Proses peng-upgrade Admiral Gorshkov untuk dijadikan Kapal induk India INS Vikramaditya
Pada tahun 2007, hanya setahun sebelum batas waktu yang ditentukan, galangan kapal Sevmash Rusia tidak bisa memenuhi tenggat waktu yang ambisius. Lebih buruk lagi, dana yang diminta menjadi lebih dari dua kali lebih banyak yakni total menjadi $ 2,9 milyar untuk total penyelesaian.Biaya percobaan laut juga membengkak dari awalnya $ 27.000.000 menjadi fantastis $ 550.000.000.

Setahun kemudian, dengan proyek masih berantakan, Sevmash baru bisa menyelesaikan 49 persen pekerjaan. Bahkan lebih menyakitkan, seorang eksekutif Sevmash meminta India harus membayar tambahan $ 2 miliar dengan alasan harga pasar kapal jika jadi mencapai $ 3 milyar- $ 4 miliar.Sevmash mengatakan pekerjaan yang harus dilakukan jauh lebih rumit daripada yang pernah dibayangkan. Tidak ada yang mencoba mengubah kapal ke sebuah kapal induk sejak Perang Dunia II.

Sevmash sendiri sebenarnya galangan kapal selam dan tidak pernah sekalipun berurusan dengan kapal induk. Kapal yang dibeli India ini dulunya dibuat di Nikolayev Shipyards, yang setelah pecahnya Uni Soviet menjadi bagian dari Ukraina. Perkakas dan peralatan khusus yang digunakan untuk membangun Admiral Gorshkov jaraknya ribuan mil dan berada di negara lain.

Seperti banyak kontraktor pertahanan, Sevmash juga dibela negaranya. India tidak mampu untuk meninggalkan kesepakatan. Sehingga harus membayar. Rusia tahu itu bahwa India tidak punya pilihan . “Jika India tidak membayar, kami juga tidak akan mengerjakan kapal induk itu,” kata seorang pejabat kementerian pertahanan kala itu.

  4. Dimitri Medvedev Marah Besar 

Kapal induk India INS Vikramaditya
Ruang Pengawas dan navigasi Kapal induk India INS Vikramaditya
Pada tahun 2009, proyek ini menemui jalan buntu. Pada bulan Juli 2009, presiden Rusia Dmitri Medvedev melakukan kunjungan mendadakke galangan kapal Sevmash. India News melaporkan bahwa kapal induk itu baru setengah jadi yang artinya dalam waktu dua tahun nyaris tidak ada pekerjaan di kapal tersebut.

Medvedev pun marah besar kepada pejabat Sevmash. “Anda perlu melengkapi [Vikramaditya] dan menyerahkannya mitra kami,” kata presiden kepada direktur umum Sevmash Nikolai Kalistratov. “Jika tidak,” tambahnya, “akan ada konsekuensi serius.”

Pada tahun 2010, pemerintah India setuju untuk lebih dari dua kali lipat anggaran untuk operator menjadi $ 2,2 miliar. Lebih sedikit dari permintaan Sevmash $ 2,9 miliar dan jauh lebih sedikit dari harga pasar $ 4 miliar.

Setelah diancam Presiden Rusia, Sevmash mulai bekerja lebih keras. Sisa upgrade hanya dilakukan dengan waktu tiga tahun. Vikramaditya akhirnya memasuki uji coba laut pada bulan Agustus 2012 dan ditugaskan ke Angkatan Laut India di November 2013. Pada upacara komisioning, Menteri Pertahanan India AK Anthony menyatakan lega bahwa cobaan itu selesai, mengatakan kepada pers bahwa mereka sempat berpikir tidak akan pernah mendapatkan kapal induk tersebut.

Sekarang Vikramaditya akhirnya dalam pelayanan. Tetapi masalah masih terus ada. Terutama dalam perawatan kapal. India telah memilih Sevmash untuk melakukan out-of-garansi kerja di kapal selama 20 tahun ke depan.

  5. Kualitas, Suku Cadang Dan Senjata 

Kapal induk India INS Vikramaditya
Kapal induk India INS Vikramaditya
Menjaga Vikramaditya disertakan dengan suku cadang akan menjadi tugas utama dalam dirinya sendiri. Sepuluh kontraktor India membantu untuk membangun kapal, tetapi begitu pula lebih dari 200 kontraktor lain di Rusia, Kroasia, Denmark, Jerman, Italia, Jepang, Finlandia, Prancis, Norwegia, Polandia, Swedia dan Inggris Beberapa negara, terutama Jepang, kemungkinan besar tidak menyadarinya mereka mengekspor suku cadang untuk sistem senjata asing.

Boiler kapal, menjadi perhatian jangka panjang. Semua delapan boiler baru. Tapi pekerja menemukan cacat di dalamnya. Selama perjalanannya dari Rusia ke India, mengalami gangguan boiler. Ternyata Sevmash menggunakan produk China yang berkualitas rendah. China membantah pernah mengekspor firebricks.

Masalah lain, Vikramaditya tidak memiliki system pertahanan udara aktif. Kapal ini hanya memiliki flare dan suar sistem untuk mengalihkan rudal tetapi dia tidak memiliki close-in sistem senjata seperti Phalanx Amerika.

India dapat menginstal versi lokal dari Rusia AK-630, tapi untuk bisa mengintal ke kapal harus menunggu sampai kapal di drydock lagi yang kemungkinan baru akan dilakukan pada 2017. Sehingga saat ini Vikramadita akan terus bergantung pada kapal perusak baru India INS Kolkata yang memiliki system pertahanan rudal aktif untuk melindungi rudal dan pesawat.

Lalu bagaimana dengan Sevmash? Setelah kegagalan Vikramaditya, anehnya meraka justru optimis bisa membangun lebih banyak operator dan menyatakan telah mengidentifikasi Brazil sebagai pembeli. “Sevmash ingin membangun kapal induk,” kata Sergey Novoselov, wakil direktur jenderal perusahaan ini.

Sumber : Jejak Tapak
Share this article :

Historia


Teknologi


Latihan


Arsip



banner ads banner ads

Translate


English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts


Pendidikan Pasukan Katak TNI-AL. "KOPASKA - Disegani, Dikagumi, Dihormati - Pasukan Elit Indonesia"[By CNN Indonesia]

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Arsip Ardava - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger