Sebuah pesawat King Air Amerika Serikat dikerahkan untuk untuk melacak target bernilai tinggi, termasuk orang-orang yang telah melakukan serangan di Tunisia Barat.
Dari 21-26 Maret, pesawat Beechcraft King Air 350ER telah melakukan misi pengintaian di atas wilayah Tunisia barat di mana teroris di balik serangan Bardo Museum telah bersembunyi.
Kabar, itu diungkapkan surat kabar Corriere della Sera, serta sejumlah blogger Tunisia yang melihat pesawat sipil terdaftar di Flightradar24.com. Pada kenyataannya, meskipun itu mungkin terlibat dalam misi intelijen, King Air “N351DY” tidak mematikan transponder ADS-B hingga bisa dilacak dengan jelas di situs web popular. Hal ini juga sudah terjadi pada spyplanes lainnya AS atas Afghanistan saat mengelilingi gunung Jebel Chambi di ketinggian antara 22.500 dan 24.500 kaki.
Yang perlu diperhatikan, pesawat yang dioperasikan ini dikerahkan dari bandara Pantelleria, sebuah pulau Italia dekat dari Tunisia. Dipilihnya tempat ini karena kemungkinan besar, menempatkan pesawat di bandara Tunisia tidak aman. Sementara pangkalan udara Sigonella di Sisilia di mana drone Global Hawk, Predator dan Reaper mangkal, terlalu jauh dan Pantelleria. Sehingga dipilihlah lokasi ini.
N351DY terdaftar sebagai pesawat logistic Group LLC, yang berbasis di Oklahoma, diketahui telah bekerja sama dengan Pentagon di masa lalu.
Sebagaimana ditulis The Aviationist, pesawat adalah versi sipil dari MC-12W, ISR (Intelligence Surveillance Reconnaissance) platform yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat dan dilengkapi dengan berbagai macam sensor, sel eksploitasi tanah, line-of-sight dan satelit komunikasi datalink, komunikasi suara suite kuat serta sensor inframerah elektro-optik dengan iluminator laser dan penanda.
Berikut ini adalah jalur pesawat terbang pada Maret 22.
Sumber : Jejak Tapak