Kapal destroyer operator helicopter baru milik Jepang, Izumo disebut Laksamana Li Jie dari Angkatan Laut China melambangkan kebangkitan militerisme Jepang. Kepada Global Times selama wawancara pada 26 Maret Li mengatakan bahwa Izumo sangat mungkin untuk digunakan dalam operasi melawan kapal selam China. Pada saat yang sama, dapat digunakan untuk melakukan perang amfibi atas pulau-pulau yang disengketakan. Kapal ini juga dapat melindungi jalur komunikasi Jepang dan jalur transportasi di Laut Cina Selatan. Dia mengatakan bahwa konflik angkatan laut antara China dan Jepang di laut terbuka dapat terjadi di dekat berkat masa depan untuk commissioning kerajinan baru.
Selain kemungkinan Izumo bisa dimodifikasi menjadi kapal induk, Li mengatakan bahwa nama kapal itu sendiri melambangkan kebangkitan militerisme Jepang. Izumo dulunya adalah nama cruiser angkatan laut Jepang yang dibeli dari Inggris kembali pada tahun 1897. Li mengatakan bahwa Jepang memerintahkan kapal ini dengan ganti rugi yang diterima dari China setelah Pertama Perang Sino-Jepang yang berlangsung antara tahun 1894 dan 1895.
Setelah keikutsertaannya dalam Perang Rusia-Jepang dan Perang Dunia I, Izumo pernah menjabat sebagai kapal komando Kaisar Taisho. Selama Perang China-Jepang Kedua, Izumo ditempatkan melawan tentara Kuomintang di Shanghai sebagai andalan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Kapal ini bebeapa kali digempur pembom dan kapal torpedo dari Angkatan Udara dan Angkatan Laut China. Akhirnya, kapal tenggelam selama pemboman Kure pada Juli 1945.
Zhang Junshe, seorang ahli militer Cina mengatakan bahwa Izumo saja tidak menimbulkan ancaman bagi ekspansi maritim China di kawasan Asia-Pasifik. Namun, hal itu akan mempengaruhi operasi kapal selam untuk Angkatan Laut PLA di Timur Laut China. Izumo mampu meningkatkan kemampuan serangan gabungan darat Jepang, angkatan laut dan angkatan udara dalam perang potensial terhadap China dengan srving sebagai perintah atau transportasi kapal, Zhang mengatakan kepada Global Times.
Sumber : Jejak Tapak