Di luar itu semua (pemenuhan alutsista dalam rentang renstra) pemerintah juga sedang mengubah skala prioritas untuk menciptakan kemandirian energi nasional mengingat konflik kawasan yang kian bergejolak.
Salah satunya dengan membangun tempat penimbunan BBM cadangan nasional (tahap 1 untuk 30 hari, estimasi 1 miliar barel), kemudian pemerintah juga sedang merencanakan penciptaan kilang minyak baru yang akan menelan biaya sekitar $ 1 miliar dengan margin keuntungan 2-3 % / tahun (dan ini konon yagn bikin RI tidak punya kilang baru di mana modal terlalu besar dan untung tipis).
Tapi dengan pertimbangan ketahanan energi nasional pemerintah harus menganggarkan untuk itu. Kalau tidak bagaimana kita bisa mengoperasikan alat perang, kalau cuma bisa 2 hari saja berperang dengan stock bbm nasional saat ini. Itupun stock tersebar di depo pertamina di seluruh indonesia.
Oleh karenanya menurut saya seperti tulisan rekan-rekan sebelumnya, Su-35 deal untuk dibeli pemerintah RI. ToT pesawat tempur dalam masa pemerintahan ini tidak akan terjadi (alasannya ketersediaan biaya). KFX/IFX merupakan sarana riset dan pengembangan bersama yang sudah memakan biaya dan dijadikan pemerintah sebagai jalan penguasaan teknologi pesawat tempur.
Terakhir percayalah bahwa sebenarnya bangsa ini sudah menguasai teknologi strategis seperti pesawat tempur dan rudal yang sampai saat ini terus dikembangkan risetnya.
Dalam 3-5 tahun kedepan kita akan lihat rudal canggih dengan daya jelajah luar biasa.
IFX sebagai sarana uji kemampuan enginer saja dan langkah awal pesawat tempur kita yang akan termodifikasi selanjutnya. (Sumber : Jakarta Greater)