Indonesia pada ajang Pacifik Defence beberapa waktu lalu sudah menyatakan ketertarikannya dengan kapal selam DCNS, namun belum melakukan sembarang keputusan terkait tawaran DCNS. Seiring bertambah kompleksnya situasi kawasan, Indonesia tentu saja tak bisa tinggal diam. Indonesia perlu menyesuaikan kekuatan, penguasaan teknologi dalam tempo sesingkat-singkatnya adalah mutlak dan harus dilakukan.
Indonesia membutuhkan kapal selam yang serbaguna dan memiliki daya tahan tinggi untuk melaksanakan misi baik di laut terbuka ataupun di perairan pantai, berfitur siluman, memiliki tingkat otomatisasi operasi yang memungkinkan kapal dapat dioperasikan oleh 23-25 crew yang jelas mengurangi biaya operasional secara signifikan.
Scorpène® 1000, adalah pengembangan langsung dari Scorpène® 2000, menggabungkan desain moder tears drop, bahan logam komposit. Bukan titanium yang sulit untuk menerima pengaplikasian plat-plat sonar active array. Dengan tingkat siluman yang tinggi, kapal selam ini juga mampu bermanuver cepat dan lincah dikarenakan kemudi berbentuk X nya yang inovatif dan lambung kompositnya.
Ukurannya yang kecil memungkinkan kapal selam ini untuk unggul di perairan pantai, karena mampu bermanuver cepat di daerah yang tidak berani dijangkau kapal selam dengan bobot +2000, tetapi tetap menjadi lawan tangguh di perairan dalam.
Memang ada beberapa kapal selam berbobot besar mampu menyelam di perairan dangkal, tetapi perbedaan menyelam dan diam serta menyelam dan berolah gerak itu beda.
Kapal selam Archer Singapura dan Kilo Russia bukan lawan kapal selam ini di perairan dangkal. Karena mereka akan sulit mengintai Scorpane 1000. Di selat Malacca yang dangkal mereka akan sulit bermanuver, Scorpane 1000 unggul dalam perairan ini karena bobotnya sendiri.
Kapal ini juga dilengkapi dengan sistem anti terpedo CANTO® yang dimana adalah satu-satunya sistem penanggulangan anti torpedo yang mampu melawan torpedo kelas berat dan ringan generasi terbaru. Sistem ini sangat berguna, bahkan ketika ancaman datangnya terlalu dekat dengan kapal selam. CANTO terhubung dengan sistem taktis Contralto®, yang dapat menghitung manuver untuk mengelak dengan tepat dan cepat.
Selain itu dalam hal persenjataan DCNS menawarkan generasi terbaru dari torpedo F21. F21 adalah satu-satunya torpedo kelas berat di dunia yang memiliki kemampaun intelijen, performa yang dinamis dan sistem taktis terintegrasi membuatnya seperti layaknya sebuah drone. Merupakan senjata bawah air pertama yang memakai baterai energi density tinggi, memiliki kecepatan yang tak tertandingi dan juga radius sasaran.
Torpedo F21 adalah torpedo berpandu wire guinded, yang berarti bahwa torpedo ini dapat dikendalikan dari kapal selam sampai ke fase serangan. Memiliki penjejak akustik baru yang terhubung dengan kemampuan real-time yang memungkinkan untuk membedakan objek sasaran strategis dalam mode dipandu, baik dalam air yang dalam atau dangkal, serta di lingkungan yang sangat bising sekalipun. Mudahnya, torpedo ini masih bisa di-setel mengganti targetnya, mengubah arahnya, mengubah kecepatannya walau sudah ditembakkan.
iya, kita memang berencana membeli 4 unit Kapal selam lain dari Russia. Tapi, bukan Kilo.. yang jadi masalah Russia tidak mau ToT bahkan untuk 10%. Beberapa bulan lalu ada tim lagi yang dikirim untuk negosiasi. Sekarang pakai cara mengancam proyek dibatalkan, semoga saja bisa. Optimis saja, seharusnya jadi dibeli. Soalnya tidak yakin saya Russia tidak berminat dengan proyek itu. Kita masih ada modal pinjaman $ 800 juta. Ada syarat khusus yang tidak bisa kita terima.
(B Stepanus)
Sumber : JKGR