Jet tempur F-16 milik Angkatan Udara Belanda yang menjadi bagian koalisi anti-ISIS di Timur Tengah nyaris tidak digunakan dalam dalam misi di Suriah. Hal ini karena pesawat tidak dilengkapi dengan appropriation communication systems. Hal itu ditemukan anggota parlemen Belanda selama kunjungan ke Yordania akhir pekan ini.
Jet tempur Belanda masih menggunakan sistem komunikasi tradisional dan tidak dapat berkomunikasi melalui satelit. Ini berarti mereka bergantung pada pasukan di darat tanah untuk komunikasi mereka, sementara hampir tidak ada pasukan di darat. Untuk itu Amerika Serikat hampir tidak pernah menyebarkan pesawat Belanda untuk menjatuhkan bom di Suriah.
“Saya sangat terkejut, karena kita berbicara tentang penyebaran F-16 di atas Suriah selama berbulan-bulan dan memiliki briefing teknis. Tidak ada yang mengatakan bahwa F-16 tidak memiliki sistem komunikasi satelit, yang membuat penyebaran mereka sangat terbatas, ” kata anggota Parlemen Sjoerd Sjoerdsma sebagaimana dilaporkan NOS Selasa 3 Mei 2016. “Ini benar-benar memalukan.”
Anggota parlemen lain Han Ten Broeke kepada surat kabar Belanda ND mengatakan dia tidak bisa menutupi rasa malu ketika mengetahui hal ini. Anggota parlemen akan meminta penjelasan dari Menteri Pertahanan Jeanine Hennis-Plasschaert.
Kontribusi Belanda dalam memerangi ISIS diperpanjang di Suriah pada pertengahan Februari. Hal ini dilakukan setelah perdebatan berbulan-bulan atas adanya permintaan dari Prancis dan Amerika Serikat. Sebelumnya pesawat Belanda hanya melakukan misi di atas Irak.
Sumber : Jejak Tapak