Sebuah serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat telah menewaskan sosok yang disebut “emir” yang memimpin operasi ISIS di provinsi Anbar Irak serta sejumlah komandan atas kelompok.
Juru bicara Pentagon Peter Cook mengatakan Shaker Wahib al-Fahdawi al-Dulaimi, yang juga dikenal sebagai Abu Waheeb, sedang dalam perjalanan ke kota Rutba Irak ketika konvoinya dihantam rudal dari pesawat Amerika.
Cook menolak mengkonfirmasi apakah serangan dilakukan oleh drone atau pesawat berawak. Tetapi dia menegaskan pejabat Departemen Pertahanan meyakini Abu Waheeb adalah satu di antara orang yang mati setelah serangan.
“Kami yakin bahwa serangan ini sukses,” kata Cook sebagaimana dikutip Washington Times Senin 9 Mei 2016.
Serangan udara yang dilakukan Senin 9 Mei 2016 adalah keempat kalinya dalam tiga tahun yang melaporkan Waheeb telah dibunuh oleh AS atau pasukan sekutu. Namun, Senin adalah pertama kalinya pejabat Pentagon mengkonfirmasi kematiannya.
Ahli terorisme AS dan Eropa menyebut Waheeb adalah orang kepercayaan Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin tertinggi ISIS dan disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti al-Baghdadi. Waheeb dan al-Baghdadi sama-sama pernah ditahan di penjara di Irak yang dikenal dengan Camp Bucca pada tahun 2009.
Waheeb telah mempelopori operasi di provinsi Anbar untuk ISIS sejak 2013, setelah keluar dari Penjara Tikrit tahun sebelumnya. Di bawah kepemimpiannya ISIS menyerang dan membunuh sejumlah komandan regional Pasukan Keamanan Irak di Ramadi dan di tempat lain di seluruh Anbar.
Sementara kematian Waheeb, Pentagon meyakini akan lebih mudah memukul mundur ISIS dari Irak dan Suriah.
“Saya pikir itu adil untuk mengatakan bahwa kepemimpinan ISIS terpukul keras oleh upaya koalisi, dan ini adalah contoh lain dari itu,” kata Cook. “Sangat berbahaya untuk menjadi pemimpin ISIS di Irak dan Suriah hari ini.”
Sumber : Jejak Tapak
