Teknologi tinggi itu sensitif teknologi dalam hal : spec, quality, scientic, process, produce, material, endurance, reliability, keandalan. Kalau yang lain juga sanggup meng-copy-nya, itu hanya sebatas variasi saja, tapi the REAL teknologi ya tetap milik yang punya.
Saya sangat setuju bung kalau para duta kapal selam PT.Pal Indonesia di Korea Selatan sana hanya sebatas : See, feel, touch and learn How To Built, How To Integrate, How To Resistance, How To Swim, How To recognize, How To…How To… How To…
So, tidak pada source code nya. Kalau boleh dibilang masih sebatas kemampuan di atas merakit karena process awal hingga akhir pt.pal yg melakukannya laiknya fregat Sigma 10514, Karena beberapa modul masih dari perusahaan Belanda.
Nah!!! yang jadi pertanyaan selnjutnya adalah :
Apakah Indonesia sudah mampu dan bisa memiliki variasi teknologi yg lain yg mampu mengisi kekosongan ilmu pembuatan kapal selam dari korsel tersebut?
Mungkin dari teknologikapal selam yg lain? “Bisa jadi dari France, Greece, atau Ukraine, entah Swedish dan Rusky”…itu yg wajib a’in untuk dikejar dan dikuasai.
Mengenai komponen komponen lokal pendukung ada tidaknya, mampu tidaknya akan dipastikan apabila dimulainya proses pembangunan dan pengerjaan kapal selam di PT.Pal. sebab dalam dunia industri manufaktur saja “pasti berbeda jauh dalam kesensitifitas dgn industri kapal selam-kapal selam yg empunya teknologi “barat & japan” hanya memberikan sebatas drawing dgn spesifikasi dalam bentuk parsial yg kemudian sebagian komponen dari 1 unit akan dikejakan lokal industri dan sebagian lainnya oleh industri negara lain yg kemudian akan diintegrasikan menjadi satu unit produk oleh industri negara lainnya.
Sehingga alasan “teknologi rahasia” dalam produce satu unit terpenuhi. Itulah sejatinya ekspansi teknologi dan industri yg dilakukan barat & Jepang.
Mereka memang berbagi teknologi sebagai balas jasa atas kemudahan dan kemurahan biaya langsung/tak langsung plus biaya overhead namun sebatas komponen parsial bukan berbagi ilmu dari proses awal materialnya ini, produksi dengan menggunakan mesin ini teknologi yg digunakan ini apa saja teknologi yg digunakan, pendalaman ilmu yg digunakan hingga menjadi produk akhir yg siap dipakai konsumen!
Kalau proses alih teknologi industri manufaktur saja butuh sekian tahun untuk dikuasai oleh anak usahanya, apalagi berbagai macam dan variasi teknologi kapal selam! Kalau mau meniru detail saja pasti butuh puluhan tahun!.
Tapi bagi saya pribadi! Indonesia hanya tahu/ dapat ilmu kulit luarnya saja atas ToT kapal selam.
Changbogo… malah bagus! Good Job!
Kok malah begitu? PT.Pal itu yang tidak tahu apa-apa mengenai bagaimana cara membangun kapal selam akhirnya tahu ilmunya cara membangun kapal selam walau hanya bagian kulitnya saja!.(alfaiz)
Sumber : JKGR nb : Diambil dari komentar alfaiz di Kapal selam Indoinesia : Jakartagreater