Ardava.com


Home » , , , , , , , » TNI-AU Tangkap 7 Pekerja Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

TNI-AU Tangkap 7 Pekerja Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Rabu, 27 April 2016

 Masuk Area Militer, 7 Pekerja Proyek Termasuk WN China Ditangkap TNI-AU 

Lanud Halim Perdanakusuma
Pangkalan TNI-AU Lanud Halim Perdanakusuma
Jakarta - TNI AU menangkap para pekerja proyek di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Para pekerja yang ditangkap itu berjumlah 7 orang dan di antaranya ada warga negara asal China.

"Betul ada penangkapan dan itu ada WNA," ujar Danlanud Halim Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko, saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (27/4/2016).

Mereka ditangkap karena memasuki wilayah militer tanpa izin. Namun Sri belum mau bersedia memberikan info detail soal kronologi penangkapan 7 pekerja tersebut.

"Ya ditangkap karena masuk wilayah muiliterlah," ucapnya.

Tidak jelas berapa jumlah WNA dari para pekerja yang ditangkap. Nasib para pekerja juga belum diketahui.

Informasi yang beredar, para pekerja itu berasal dari kontraktor proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Stasiun keberangkatan destinasi awal untuk kereta tersebut memang direncanakan akan dibangun dari Halim. Namun pihak TNI AU sudah lama menolak. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna pernah mengirim surat keberatan ke Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmayanto atas pemanfaatan Lapangan Udara Halim Perdanakusuma sebagai salah satu lokasi stasiun proyek kereta cepat. Sebab lokasi stasiun diyakini bisa berdampak negatif bagi pelaksanaan tugas bandara sebagai pangkalan militer.

Dikonfirmasi soal ini, Dirut Kereta Cepat Indonesia-China, Hanggoro Budi Wiryawan, belum bisa memberikan jawaban pasti.

"Saya nggak tahu. Setahu saya, orang China yang ada di saya tidak ada yang masuk Halim. mungkin orang lain. Sementara masih saya telusuri," ucap Budi saat dikonfirmasi terpisah.

 5 di Antaranya 7 Pekerja Proyek Kereta Cepat adalah WNA China 

Lanud Halim Perdanakusuma
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Tujuh pekerja proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung ditangkap TNI AU karena menyerobot masuk Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Dari 7 orang yang ditangkap, 5 di antaranya adalah WNA asal China.

"WNA-nya ada 5 dari China dan 2 orang dari kita (WNI), ditangkapnya kemarin pagi di Lanud Halim," ucap Danlanud Halim Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (27/4/2016).

Danlanud mengatakan, saat ditangkap para pekerja itu tidak memiliki security clearance dan dokumen-dokumen izin bekerja di Indonesia. Mereka pun langsung digelandang ke pos pemeriksaan di TNI AU untuk pemeriksaan lanjutan.

"Untuk WNI-nya sudah keluar (sudah tidak diperiksa)," ucapnya.

Sri juga meminta operator proyek kereta cepat untuk memperhatikan para pekerjanya terutama pekerja asing. Dia juga meminta operator proyek untuk membekali para pekerja asingnya dengan security clearance.

"Jadi mereka ini yang mau kerja di dekat-dekat daerah militer harus punya security clearance untuk bisa masuk ke daerah-daerah terlarang seperti daerah militer. Itu memang sudah protap di setiap negara," ujar Sri.

Dikonfirmasi soal ini, Dirut Kereta Cepat Indonesia-China, Hanggoro Budi Wiryawan, belum bisa memberikan jawaban pasti.

"Saya nggak tahu. Setahu saya, orang China yang ada di saya tidak ada yang masuk Halim. Mungkin orang lain. Sementara masih saya telusuri," ucap Budi kepada detikcom.

 Dikira Tentara China 

Lanud Halim Perdanakusuma
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
TNI AU menangkap 7 pekerja proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung karena tidak memiliki security clearance dan menerobos masuk Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. TNI AU sempat mencurigai para pekerja ini melakukan aksi mata-mata, karena dari 7 orang yang ditangkap 5 di antaranya warga negara China.

"Kita lihat ngapain ada orang asing ngebor-ngebor di area militer kita, kita kan curiga. Kita cek izin, dokumen dari Kedubesnya juga enggak ada," ujar Danlanud Halim Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (27/4/2016).

Namun saat diperiksa di Pos TNI AU di Halim, para pekerja itu mengaku tidak tahu apa-apa. Sri mengatakan, kesalahan para pekerja WNA itu lebih masalah administrasi saja.

"Jadi ini lebih masalah ke kelengkapan dokumen dan security clearance. Kita minta lengkapi," ucapnya.

Saat ditangkap para pekerja ini memakai seragam seperti tentara. Para pekerja itu tak bisa berbahasa Indonesia dan Inggris.

"Itu pas ditangkap pakai baju kayak tentara, tapi ternyata mereka bukan tentara. Cuma sipil saja," ucapnya.

Berikut 4 identitas WN China yang ditangkap oleh TNI AU :

  1. Guo Lin Zhong, kelahiran Hunan, 5 Oktober 1989
    Pekerjaan : Tukang Bor dan Administrasi
  2. Wang Jun, kelahiran Nanhz, 11 September 1987
    Pekerjaan : Administrasi dan Peneliti
  3. Zhu Huafeng, kelahiran China, 10 Desember 1968
    Pekerjaan : Teknisi Mesin
  4. Cheng Qianwu, kelahiran, Hubei, 13 Oktiber 1967
    Pekerjaan : Teknisi Mesin

Sedangkan identitas orang kelima masih belum diketahui.

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China. Stasiun keberangkatan awal untuk kereta tersebut direncanakan akan dibangun dari Halim. Namun pihak TNI AU sudah lama menolak karena khawatir mengganggu pangkalan militer tersebut.

Dikonfirmasi soal penangkapan ini, Dirut PT Kereta Cepat Indonesia-China, Hanggoro Budi Wiryawan, belum bisa memberikan jawaban pasti.

"Saya nggak tahu. Setahu saya, orang China yang ada di saya tidak ada yang masuk Halim. mungkin orang lain. Sementara masih saya telusuri," ucap Budi saat dikonfirmasi terpisah.

 WN China Pekerja Kereta Cepat Sedang Ngebor 

Lanud Halim Perdanakusuma
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
TNI AU menangkap 7 pekerja proyek kereta cepat Jakarta Bandung karena menerobos masuk Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Saat ditangkap oleh pasukan TNI AU, para pekerja yang berasal dari China itu sedang mengebor.

"Mereka lagi ngebor-ngebor di wilayah kita, kita curiga," ujar Danlanud Halim Kolonel Pnb Sri Mulyo Handoko saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (27/4/2016).

Sri mengatakan pasukannya mencurigai para pekerja itu melakukan aksi mata-mata. Dugaan itu makin kuat karena para pekerja itu mengenakan baju layaknya tentara, para pekerja itu juga tak bisa berbahasa Indonesia dan Inggris.

"Bajunya mirip-mirip tentara, tapi setelah diperiksa ini lebih ke masalah administrasi," ucapnya.

5 Pekerja asal China langsung diserahkan ke pihak imigrasi usai diperiksa TNI AU. Para pekerja asing itu juga diminta kelengkapan dokumennya jika masih mau bekerja di kawasan Lanud Halim.

"Jadi ini lebih masalah ke kelengkapan dokumen dan security clearance. Kita minta lengkapi," ujar Sri.

Dikonfirmasi soal ini, Dirut Kereta Cepat Indonesia-China, Hanggoro Budi Wiryawan, belum bisa memberikan jawaban pasti.

"Saya nggak tahu. Setahu saya, orang China yang ada di saya tidak ada yang masuk Halim. mungkin orang lain. Sementara masih saya telusuri," ucap Budi.

Stasiun keberangkatan destinasi awal untuk kereta cepat Jakarta-Bandung memang direncanakan akan dibangun dari Halim. Kemungkinan para pekerja sedang bekerja untuk membangun stasiun.

Sumber : Detik
Share this article :

Historia


Teknologi


Latihan


Arsip



banner ads banner ads

Translate


English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts


Pendidikan Pasukan Katak TNI-AL. "KOPASKA - Disegani, Dikagumi, Dihormati - Pasukan Elit Indonesia"[By CNN Indonesia]

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Arsip Ardava - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger