“Pada tanggal 21 April, sebuah pesawat pengintai maritim P-8 Angkatan Laut Amerika terbang misi rutin di wilayah udara internasional dan dicegat oleh jet MiG-31 Rusia di sekitar Semenanjung Kamchatka,” kata Cmdr. Dave Benham, Juru Bicara Komando Pasifik kepada Washington Free Beacon Kamis 26 April 2016.
Benham menyebut pencegatan dilakukan dengan cara aman dan profesional. “Pertemuan antara militer Amerika Serikat dan militer lainnya sering terjadi dan sebagian besar dilakukan dengan profesional,” katanya. “Jika pencegatan dianggap tidak profesional, AS akan mengambil tindakan yang tepat melalui saluran militer dan diplomatik.”
Seorang pejabat pertahanan yang akrab dengan mencegat MiG-31 mengatakan jet terbang dalam 50 kaki dari P-8, patroli maritim dan anti-kapal selam pesawat perang.
Insiden itu terjadi di dekat kota Rusia Petropavlovsk-Kamchatsky. Kamchatka merupakan port utama militer Rusia di Pasifik. Moskow mulai membangun kekuatan militer di wilayah ini untuk mengimbangi Amerika di Asia.
Beberapa pangkalan militer yang terletak di sana, bersama dengan sebuah pangkalan angkatan laut utama. semenanjung ini juga menjadi tempat uji rudal Rusia.Insiden terakhir sebelum kejadian ini adalah peretmuan Su-20 dengan pesawat pengintai RC-135 di atas Laut Baltik. Su-27 membayangi pesawat Amerika pada jarak 50 kaki pada 14 April dan melakukan manuver roll barel yang menjadikan Pentagon protes dan menyebutnya sebagai cara yang tidak aman dan tidak profesional.
Dua hari sebelumnya, dua Su-24 Rusia juga berdengung di atas perusak USS Donald Cook yang tengah berlayar di Laut Baltik. Pentagon memprotes kedua insiden.
Di Capitol Hill, Menteri Pertahanan Ash Carter mengatakan dalam sidang Senat pada hari Rabu bahwa insiden baru-baru ini adalah indikator dari ketegangan yang telah dibangun di Eropa terutama selama beberapa tahun terakhir sejak peristiwa di Crimea dan Ukraina.
Carter, yang hadir di hadapan Komite Senat, mengatakan insiden baru-baru ini sebagai hal yang berbahaya berbahaya dan bisa menyebabkan konflik.
Pensiunan Angkatan Laut Capt. Jim Fanell mengatakan pencegatan oleh MiG-31 sebagai sinyal yang signifikan bahwa ada kekuatan Rusia lain di kawasan tersebut.“MiG-31 Foxhound mencegat P-8 armada Pasifik AS merupakan indikator Angkatan Laut Rusia mungkin telah mentransfer SSBN Dolgorukiy ke Armada Pasifik,” katanya. SSBN Dolgurkiy adalah kapal selam rudal balistik milik Rusia.
Kapal selam rudal baru ini dipersenjatai dengan rudal nuklir Bulava dan menandai upgrade yang signifikan dari armada kapal selam Delta III Rusia yang sudah tua.
Kedatangan Dolgorukiy menurutnya akan menempatkan risiko makin tinggi untuk Armada Pasifik AS yang juga harus memperhitungkan patroli kapal selam kelas Jin Angkatan Laut China,” kata Fanell.
Sumber : Jejak Tapak