Sistem dengan daya jangkau 400 kilometer ini memungkinkan China untuk menyerang setiap sasaran udara di pulau Taiwan, selain mencapai target udara sejauh New Delhi, Calcutta, Hanoi dan Seoul. Air defense identification zone (ADIZ) atau zona identifikasi pertahanan udara Laut China dan Kuning di Timur Laut Cina juga akan dilindungi. Sistem ini akan memungkinkan China, jika perlu, untuk menyerang setiap sasaran udara dalam Korea Utara.
S-400 juga akan memungkinkan China untuk memperluas, tetapi tidak mendominasi, ruang pertahanan udara lebih dekat ke Jepang yang mengendalikan Kepulauan Senkaku yang disengketakan di Laut China Timur, kata Vasiliy Kashin, seorang spesialis Centre for Analysis of Strategies and Technologies, Moscow.
Saat ini China telah memiliki sistem S-300 dengan kisaran 300 kilometer. Jarak itu hanya memungkinkan untuk menyerang target di sepanjang pantai barat laut Taiwan dan tidak dapat mencapai kota-kota besar di India dan Korea Selatan, kata Alexander Huang, Council on Strategic and Wargaming Studies, Taipei. S-400 akan menantang kemampuan Taiwan untuk melakukan operasi pertahanan udara dalam Adiz, yang meliputi Selat Taiwan.
“Tentu saja, sistem baru ini juga akan memberikan China kemampuan ekstra untuk mencegah dan menolak ancaman udara musuh, membuat pasukan regional yang lebih berhati-hati ketika beroperasi dekat China,” kata Huang.Sebagaimana ditulis Defense News beberapa waktu lalu S-400 adalah sistem yang tangguh dan merupakan evolusi rudal udara dalam upaya modernisasi pertahanan China, kata Mark Stokes, direktur eksekutif Proyek 2049 Institute. “Akan menarik untuk mengetahui apa rudal khusus varian diekspor sama dengan yang dibuat untuk Rusia,” katanya.
Kementerian Taiwan Pertahanan Nasional (MND) tidak terkejut dengan kabar ini, kata juru bicara Mayjen. Luo Shou-he. Menruut dia MND. Rusia dan China telah bekerja sama erat pada isu-isu militer selama puluhan tahun, kata dia, termasuk penjualan senjata dan pertukaran teknologi pertahanan.
“Untuk mengatasi potensi ancaman sistem baru ini, ROC [angkatan bersenjata Taiwan] telah menyelesaikan analisis ancaman rudal, dan strategi untuk melawan penanggulangan untuk melibatkan S-400,” katanya.
Sumber : Jejak Tapak