Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak akan serta merta mengerahkan kekuatan militer tambahan seperti kapal perang di perairan Natuna, Kepulauan Riau, meski dua hari lalu, kapal penjaga pantai China masuk perairan Natuna serta menggagalkan penangkapan kapal pencuri ikan oleh petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Untuk apa ? Kita tidak ada musuh, kok,” ujar Ryamizard, Senin, 21 Maret 2016.
Ryamizard memilih memanggil Duta Besar China dalam waktu dekat, untuk mengetahui langsung penyebab masuknya kapal penjaga pantai China ke Natuna, Kepri.
Menurut Ryamizard, Kementerian Pertahanan telah memiliki rencana penambahan kekuatan TNI di Natuna. Ryamizard memberi contoh proyek perbaikan dan pelengkapan Pangkalan Udara Ranai, Natuna. Tujuannya, agar pesawat tempur andalan TNI jenis Sukhoi dan F-16 dapat mendarat di Natuna.
Kemudian dilakuka perbaikan dermaga Pangkalan Angkatan Laut di Natuna agar bisa disandari tiga kapal perang kelas frigate. “Ada penambahan satu kompi Marinir, satu kompi Paskhas, dan satu batalion Raider,” ujar Menteri Pertahanan.
Sabtu pekan lalu, kapal penjaga pantai atau coastguard China menggagalkan upaya patroli Indonesia menangkap kapal pencuri ikan, KM Kway Fey 10078, di perairan Natuna. Padahal posisi kapal itu berada di wilayah laut Indonesia. Kapal Patroli China menabrak KM KM Kway Fey 10078, untuk menghalangi kapal tersebut dibawa petugas KKP ke wilayah Indonesia.
Sumber : Tempo, JKGR