MiG-31 sempat diterpa masalah setelah terjadinya sejumlah kecelakaan pada 2013 lalu, Rusia pun memutuskan untuk melakukan perbaikan sekaligus upgrade interseptor terbaik dalam sejarah penerbangan tersebut. Pesawat itupun lahir kembali dengan kemampuan yang jauh lebih mumpuni.
Secara khusus mesin D30F6 yang digunakan selama ini ditingkatkan agar memiliki kemampuan lebih kuat, efisien dan diandalkan. Mesin inilah yang disebut sebagai penyebab terjadinya dua kecelakaan pada pesawat tersebut.
Pesawat ini lahir dengan varian MiG – 31BM. Pada April 2015 Rusia menerima dua skuadron MiG-31BM. Dengan upgrade ini diharapkan mesin tempur ini mampu menjalankan sisa tugasnya dalam satu dekade ini. Upgrade juga akan dilakukan termasuk pada pemasangan radar baru yang mampu menjangkau radius 320 km dan melacak 10 target secara bresamaan. Tetapi sekali lagi mesin yang handal akan tetap jadi titik fokus upgrade.
MiG – 31 sendiri merupakan upgrade dari MiG – 25 dan sudah cukup tua. Pesawat dikembangkan untuk menyaingi B – 70 bomber Amerika. Ketika Amerika Serikat membatalkan proyek B – 70 pada tahun 1967 Rusia terus melanjutkan proyek MiG – 25 dan mengubahnya menjadi pesawat pengintai. B – 70 dihentikan karena karena terlalu mahal dan disadari bahwa masa depan berada di pesawat pembom tidak lagi begitu diperlukan karena bisa dihandle oleh pesawat fighter.
Namun ternyata MiG – 25 juga mampu menjadi sebuah pesawat pengintaian yang sangat baik . Mampu terbang lebih tinggi dan lebih cepat daripada jet tempur lain yang digunakan untuk pengintaian meskipun tidak setinggi U – 2 atau SR – 71 milik Amerika.
Ketika Amerika Serikat memilih untuk tidak menjual dua pesawat tersebut, Rusia justru mendapatkan banyak uang karena menjual banyak MiG – 25 kepada siapa pun dengan sistem cash. Belum lagi uang pelatihan bagi pilot pembeli MiG-25.
MiG – 31 kemudian muncul sebagia pengembangan MiG – 25 dan makin menjadi interceptor yang sangat mengesankan . Pesawat 46 ton memiliki sensor pasif ( yang memiliki jangkauan 200 kilometer ) dan rudal R33 dipandu radar dengan jangkauan 150 kilometer. Pesawat ini juga mengusung bom pintar dan sejumlah rudal lain. Kemampuannya bermanuver begitu mengesankan dan mampu melakukan sprint hingga 3.200 kilometer per jam. Namun seperti MiG – 25, pesawat ini tidak memilki daya jangkau tinggi dan hanya mampu menempuh 720 kilometer sebelum kemudian harus mengisi bahan bakar.
MiG – 31 muncul pada tahun 1980 dan versi saat ini sudah pada MiG – 31M sesungguhnya merupakan akumulasi dari upgrade yang telah berlangsung sejak Uni Soviet runtuh pada tahun 1991 . Sejak itu , sekitar 200 dari sisa 350 MiG – 31 yang ada mulai diupgrade.
Dalam beberapa tahun terakhir armada MiG – 31 memang terus berkurang. Tinggal ada 180 MiG – 31 dan dari jumlah itu hanya 122 yang benar-benar melayani militer.
Jadi AndalanSekitar 500 MiG – 31 dibangun pada 1980 dan pesawat ini tetap menjadi andalan pertahanan udara Rusia. Armada MiG – 31 tersebar di perbatasan luas Rusia dan cenderung terkonsentrasi di daerah di mana mereka mungkin menemukan penyusup seperti China dan Eropa . Ada sekitar 100 MiG – 31 dalam penyimpanan dan ini dapat diperbaharui dan ditingkatkan jika perlu.
Pada awal 2013 Rusia mengungkapkan bahwa sekitar 16 persen dari MiG – 31 dalam keadaan waspada setiap saat , siap untuk lepas landas dan menghadapi penyusup udara. Selain itu lebih dari 240 Su – 27 juga dalam kondisi waspada.
Pada akhir 2013 Angkatan Udara Rusia juga memindah satu skuadron MiG – 31 ke pulau Novaya Zemlya area seluas 55.000 kilometer persegi gletser di lepas pantai utara, Laut Arktik . Di tempat dingin ini sudah ada pangkalan militer mereka sejak 1955 , terutama untuk mendukung 224 uji coba nuklir ( udara terbuka dan bawah tanah ) yang dilakukan di daerah tersebut sampai tahun 1975, Skadron MiG – 31 bergabung dengan Skadron Su – 27 skuadron yang telah di ada di tempat ini sejak 1993. Rusia mengatakan mereka membutuhkan pencegat kinerja tinggi di sana untuk melawan pembom dan rudal jelajah dari beberapa negara NATO atau yang lain.
Rusia harus mengawasi area seluas 20.000 kilometer dengan 600 pesawat tempur. Parahnya, sebagian besar radar era Perang Dingin di sepanjang perbatasan sudah lanjut usia, tidak dapat diandalkan dan sering off -line. Inilah yang menjadikan peran MiG – 31 masih begitu diperlukan.
Sumber : Jejak Tapak