Persetujuan untuk menjual 36 rudal AS itu dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri, seperti rilis yang disiarkan US Defense Security Cooperation Agency (DSCA) pada 10 Maret 2016 lalu yang dikutip detikcom, Jumat (18/3/2016).
DSCA adalah badan di bawah Departemen Pertahanan AS yang bertanggung jawab atas penjualan senjata, pelatihan dan memelihara hubungan antara militer di antara sekutu AS. Sedangkan rudal yang dipesan Indonesia itu adalah AIM-120C-7 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missiles (AMRAAMs) dengan nilai sekitar US$ 95 juta alias sekitar Rp 1,2 triliun. Biaya sebesar itu sudah berikut perlengkapan, pelatihan dan dukungan logistik. DCSA mengirimkan sertifikasi yang diperlukan untuk memberitahu Kongres tentang kemungkinan penjualan ini pada 9 Maret 2016.
Pemerintah Indonesia telah meminta kemungkinan penjualan 36 rudal AIM-120C-7 AMRAAMs, termasuk perlengkapan pendukung kendali, suku cadang, pelayanan, logistik, dukungan teknis rekayasa, loading adaptors, publikasi teknis, pelatihan, uji perlengkapan dan semua elemen terkait.
Kebijakan ini termasuk bagian dari kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS untuk membantu meningkatkan keamanan dari partner kunci yang telah menjadi, dan terus berlanjut, menjadi suatu kekuatan penting untuk stabilitas politik dan perkembangan ekonomi di wilayah Asia Pasifik.
"Usulan penjualan ini meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mencegah ancaman regional dan memperkuat pertahanan tanah airnya. Indonesia mampu menyerap peralatan tambahan ini untuk mendukung angkatan bersenjatanya," demikian kata DCSA.
Dilansir dari The Diplomat hari ini, pada bulan Mei 2015, Departemen Luar Negeri AS juga menyetujui penjualan rudal AIM-9X-2 Sidewinder ke Indonesia dengan nilai penjualan diperkirakan mencapai US$ 47 juta (Rp 614 miliar). Kemudian, pada bulan Desember 2015, DPR RI meneken pengajuan anggaran US$ 38 juta (Rp 496 miliar) untuk pembelian awal dari sejumlah rudal udara untuk TNI AU.
Rudal canggih AS biasanya diproduksi oleh kontraktor pertahanan Raytheon. Namun DCSA mengatakan bahwa kontraktor utama dalam penjualan ini akan ditentukan melalui kompetisi atau lelang.(nwk/nrl)
Sumber : Detik