Ardava.com


Home » , , , , , , » Kenapa Korea Selatan Tidak Mengembangkan Nuklir ?

Kenapa Korea Selatan Tidak Mengembangkan Nuklir ?

Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Selasa, 23 Februari 2016

Kenapa Korea Selatan Tidak Mengembangkan Nuklir ?Empat dekade lalu Presiden Korea Selatan Park Chung-hee, yang juga ayah presiden saat ini, meluncurkan program untuk memiliki senjata nuklir. Washington, pelindung militer Selatan, memberi tekanan besar untuk membunuh program itu. Dan hari ini apa yang diinginkan atau diupayakan Park mungkin benar.

Republik Demokratik Rakyat Korea tanpa henti mengembangkan senjata nuklir dan rudal jarak jauh mereka. Memiliki pasukan khusus dan tidak lagi menerapkan taktik konvensional seperti menggunakan terowongan di bawah Zona Demiliterisasi untuk mengancam untuk mengganggu operasi sekutu. Meski sebagian besar dari senjata konvensional mereka bobrok, Pyongyang masih bisa melampiaskan malapetaka di Seoul dengan artileri dan rudal Scud.

Selatan mencoba untuk menemukan suatu respon yang efektif. Salah satunya dengan menutup kompleks industri Kaesong, yang menyediakan Utara hampir US$100 juta setiap tahunnya. Seoul juga berbicara dengan luar AS tentang rencana menginstal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Namun demikian, tak satu pun dari langkah-langkah ini kemungkinan akan banyak mempengaruhi perilaku Pyongyang.

Meskipun Korea Utara tidak mungkin untuk menyerang karena akan kalah dalam perang skala penuh, Republik Korea tetap nyaman tergantung pada Amerika.

Tetapi komitmen Washington untuk Korea Selatan kemungkinan akan menurun ketika keuangan Amerika memburuk dan banyaknya tantangan di tempat lain. Seoul bisa menemukan dirinya sendiri tidak siap untuk mencegah Utara.

Sebagai tanggapan, pembicaraan tentang menghidupkan kembali opsi nuklir Korsel kini kembali tumbuh. Won Yoo-cheol, pemimpin parlemen dari Partai Saenuri yang berkuasa, mengatakan kepada Majelis Nasional: “Kita tidak bisa meminjam payung dari tetangga setiap kali hujan. Kita perlu memiliki jas hujan dan memakainya untuk kita sendiri. ”

Won tidak sendirian dalam pandangan ini. Chung Moon-jong, anggota Majelis Nasional, dan juga calon presiden, dan pendiri Asan Institute menyampaikan hal yang sama bahkan dua tahun lalu. Dia mengatakan kepada Amerika “Jika Korea Utara masih menolak untuk menyerahkan senjata nuklirnya maka kita harus membuat pilihan utama.” Artinya, “Jika Korea Utara bersikeras memiliki nuklir maka mereka harus tahu bahwa kita akan memiliki pilihan pergi nuklir. “Dia menyarankan bahwa Selatan menarik diri dari Perjanjian Nonproliferasi nuklir atau Nuclear Nonproliferation Treaty (NPT) dan mengambil langkah langkah demi kemajuan nuklir dan baru berhentik jika Korea Utara juga berhenti. ”

Publik tampaknya cenderung untuk mengikuti saran tersebut. Kepercayaan orang Korea terhadap kesediaan Amerika menggunakan senjata nuklir dalam membela Korea Selatan telah menurun, sedangkan dukungan untuk program nuklir Korea Selatan mengalami kenaikan hingga 66 persen pada tahun 2013. Hampir sepertiga orang “sangat mendukung” opsi tersebut.

Sementara pemerintah Presiden Park Geun-hye hingga saat ini tetap berkomitmen untuk ikut NPT, Seoul telah melakukan percobaan nuklir dan menolak pengawasan oleh Badan Energi Atom Internasional. Seperti Jepang, Korea Selatan bisa mengembangkan senjata cepat jika memilih untuk melakukannya. Bahkan mungkin dalam hitungan bulan.

 Amerika Terjebak dalam Keruwetan 

Kenapa Korea Selatan Tidak Mengembangkan Nuklir ?Tentu saja, ide memicu reaksi ngeri di Washington dan di antara mereka berkomitmen untuk nonproliferasi.

Sayangnya, di timur laut Asia hari nonproliferasi hanya berlaku sedikit seperti halnya kontrol senjata di Amerika Serikat. China, Rusia dan Korea Utara semua memiliki senjata nuklir. Sekutu Amerika, Jepang dan Korea Selatan, tidak, dan berharap Washington untuk membela mereka. Untuk melakukannya Amerika Serikat harus mengambil risiko Los Angeles untuk melindungi Seoul dan Tokyo dan mungkin Taipei dan Canberra juga, tergantung pada seberapa jauh Washington memperluas “payung nuklir.”

Sementara senjata nuklir besar Amerika harus mencegah orang lain untuk menggunakan nuklir, konflik tidak selalu berevolusi secara rasional. Jika komitmen nuklir Washington dipicu, bahkan secara tidak sengaja, Amerika Serikat akan menemukan dirinya berkeliaran di jalan yang tak terduga dan berbahaya. Korea Selatan dan Jepang adalah mitra internasional yang penting, tapi perlindungan mereka tidak layak dilakukan jika Amerika sendiri membutuhkan untuk melindungi diri sendiri.

Tetapi bagi Korea Selatan meninggalkan nonproliferasi bukan keputusan ringan. Tidak ada yang ingin perlombaan senjata nuklir. Semakin banyak kekuatan nuklir berarti semakin tinggi kemungkinan penyalahgunaan atau kesalahan. Selain itu, China pasti tidak akan tinggal diam dam membalas dengan mempercepat pengembangan nuklir mereka.

Tapi China saat ini juga sudah mengurangi kesenjangan nuklirnya dengan Amerika. Dan memungkinkan Korea Utara juga akan menikmati keuntungan sepihak dengan menciptakan yang berbeda, dan bahkan lebih besar.

Itulah sebabnya para pembuat kebijakan harus mempertimbangkan kemungkinan dari nuklir Korea Selatan. NPT tidak selalu menang atas masalah keamanan lainnya.

“Menjaga Amerika terjerat dalam keruwetan Korea ketika Pyongyang mengembangkan senjata nuklir adalah pilihan yang buruk yang bisa berubah bencana. Jadi mungkin pengembangan senjata nuklir oleh sekutu mungkin terbukti menjadi alternatif yang lebih baik,” kata Doug Bandow , Senior Fellow di Institut Cato dan mantan Asisten Khusus Presiden Ronald Reagan dalam artikelnya di National Interest Sabtu 20 Februari 2016.

Sumber : Jejak Tapak
Share this article :

Historia


Teknologi


Latihan


Arsip



banner ads banner ads

Translate


English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts


Pendidikan Pasukan Katak TNI-AL. "KOPASKA - Disegani, Dikagumi, Dihormati - Pasukan Elit Indonesia"[By CNN Indonesia]

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Arsip Ardava - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger