Sejumlah perwira pertama hingga perwira tinggi bergantian foto bersama. "Mirip sekali kalian," ujar salah seorang perwira tinggi TNI Angkatan Laut kepada dua orang yang memiliki nama asli Hari dan Ahmad itu.
Sersan Hari dan Sersan Ahmad, yang memerankan Usman-Harun, mengatakan mereka diperintah atasan. "Namanya tentara, jika ada perintah dari atasan harus siap," ujar Sersan Ahmad kepada Tempo. "Dapat perintah sampai besok," kata Hari.
Anggota Komisi Pertahanan DPR RI, Susaningtyas Nefo Kertapati Hadayani, menjadi salah satu orang yang berfoto bersama dengan "Usman dan Harun" itu. "Saya harus foto nih sama Usman-Harun," ujarnya. (baca:Warga Singapura Tak Persoalkan Nama KRI Usman Harun)
Usman-Harun adalah prajurit Korps Marinir yang melakukan pengeboman di gedung MacDonald House di Orchard Road, Siangpura. Ketika itu pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno melancarkan operasi Dwikora untuk menggagalkan pembentukan negara boneka Singapura oleh Malaysia.
Kedua prajurit itu tertangkap dan pengadilan Singapura menjatuhkan hukuman gantung. Usman-Harun dieksekusi di Singapura pada 17 Oktober 1968. Begitu jenazah mereka tiba di Tanah Air, Usman-Harun dielu-elukan sebagai pahlawan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Pada Mei 1973, Perdana Menteri Singapura saat itu, Lee Kuan Yew, berkunjung ke Indonesia dan menabur bunga di makam kedua prajurit ini. Saat ini Singapura dipimpin Perdana Menteri Lee Hsien Loong, yang merupakan putra tertua Lee. Untuk menghormati jasa keduanya, TNI Angkatan Laut memakai nama mereka untuk menamai kapal barunya.(Sumber : Tempo)