Militer Amerika sangat khawatir dengan kapal selam baru Rusia yang akan menantang supremasi Angkatan Laut Amerika Serikat. “Kita kembali ke titik sekarang di mana kita harus mempertimbangkan ada musuh yang siap untuk menantang dominasi kita di bawah laut,” kata Commodore Ollie Lewis dari US Navy kepada CNN.
Dia menegaskan kapal kelas kelas Virginia baru milik Amerika memang akan mampu melaksanakan berbagai tugas, mengumpulkan intelijen dan peluncuran torpedo di target darat. Tapi mereka akan segera menghadapi tantangan baru yang datang dari kelas Yasen Rusia.
Michael Kofman, seorang ahli di Wilson Center Washington, menjelaskan, di antara semua kapal selam yang ada sekarang ini Yasen adalah yang paling tenang, dan Angkatan Laut Amerika Serikat tidak yakin bisa melacaknya.
Peningkatan aktivitas kapal selam Rusia ‘juga tercatat berada di segitiga Greenland-Islandia-United Kingdomg (GIUK), dan itu adalah koridor angkatan laut utama bagi penguatan militer AS di Eropa.
Selain itu, menurut komandan USS Missouri Fraser Hudson, Rusia tidak hanya berniat untuk membuat “pernyataan politik”, melainkan untuk mendapatkan pengalaman praktis.
Project 885 kelas Yasen memang mengesankan. Berbekal rudal jelajah, antikapal dan rudal anti-kapal selam kapal selam erang ini sangat otonom dan harus menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan. Selain tenang kapal selam kelas Yasen dikenal bisa bergerak gesit dan menyelam sangat dalam.
Pekan lalu kapal selam kelas Yasen , pertama dalam pelayanan dengan Armada Rusia berhasil menyelesaikan misi pelatihan tempur pertama. Kapal Selam Severodvinsk mengeksekusi serangan presisi sempurna terhadap target simulasi di darat menggunakan rudal jelajah Kalibr selama latihan militer rutin di Laut Barents.
Namun analis militer Mikhail Lukanin kepada Radio Sputnik mengatakan US Navy sedang mencoba untuk menakut-nakuti pemerintah sendiri. Seperti biasa, tujuannya untuk mengamankan anggaran mereka. “Namun emmang tidak terbantahkan ada fakta bahwa supremasi maritim Amerika telah terpengaruh secara signifikan.”
Lukanin meragukan bahwa AS akan mengembangkan kapal selam menyerupai kelas Yasen, karena Pentagon memiliki strategi lain. “Amerika telah secara tradisional mengembangkan senjata ofensif berat, termasuk rudal jelajah dan rudal balistik. Mereka tidak memiliki armada pertahanan, kecuali untuk Coast Guard,” jelasnya.
“Rusia secara tradisional menerapkan strategi defensif. Semua senjata Rusia melayani untuk tujuan defensif. Orang Amerika, di sisi lain, mematuhi pendekatan ofensif yang didasarkan pada menekan musuh dengan kekuatan mereka,” tambahnya.
Sumber : Jejak Tapak