Angkatan Laut Indonesia berencana untuk membangun pangkalan kapal selam ketiga di Pulau Natuna Besar, pulau terbesar di gugusan Kepulauan Natuna di Laut Cina Selatan. Dipilihnya lokasi di Natuna berhubungan dengan semakin meningkatnya ketegangan di perairan tersebut.
Pemilihan lokasi itu terungkap dalam transkrip pertemuan antara Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo dan Dewan Perwakilan Rakyat dari Komisi 1 bidang Pertahanan, Intelijen, dan Hubungan Luar Negeri yang berlangsung pada Februari 2016.
Menurut transkrip, Pulau Natuna Besar dipilih karena kedekatannya dengan Laut Cina Selatan, daerah yang mendapat perhatian serius dari TNI-AL baru-baru ini dengan semakin agresifnya klaim Beijing terhadap perairan yang disinyalir kaya sumber minyak dan perikanan itu.
Untuk mendanai pembangunan pangkalan kapal selam yang diusulkan, TNI-AL telah meminta kucuran anggaran sebesar 533 milyar Rupiah (US$ 40 juta) dari Komisi I dan Kementerian Pertahanan Indonesia. Sebagian dana yang diminta juga akan dialokasikan untuk upgrade dermaga TNI-AL di Sabang Mawang, yang terletak di pulau yang sama, sehingga dapat menampung penyebaran kapal perang yang lebih besar seperti fregat Perusak Kawal Rudal (PKR) SIGMA 10514.
TNI-AL saat ini mengoperasikan dua kapal selam diesel elektrik Cakra class buatan Jerman yang berbasis di Surabaya. Angkatan Laut mengharapkan pengiriman tiga kapal selam Chang Bogo Type 209/1400 dari Korea Selatan yang akan ditempatkan di Palu, Sulawesi Tengah, di mana pangkalan kapal selam kedua saat ini sedang dibangun.
Pembangunan pangkalan kapal selam ketiga di Pulau Natuna kemungkinan sedang diusulkan dalam persiapan untuk menampung kapal selam tambahan.(Ihs.Janes)
Sumber : militerhankam