Senapan Serbu (SS)-1 buatan Pindad boleh jadi masih jauh dari sempurna. Tapi harus diakui, Pindad cukup gigih untuk menyokong kebutuhan operasional senjata perorangan bagi TNI dan Polri, bahkan Pindad pun membuat varian SS-1 khusus untuk Bea Cukai. Dari beragam varian dan sub varian SS-1, ada satu jenis SS-1 yang dipersiapkan dengan kekuatan ‘lebih.’ Kekuatan ini bukan pada kemampuan tembak dan performa lainnya. Lewat varian SS-1 M, Pindad menjawab tantangan untuk mewujudkan senjata standar dengan kemampuan yang ‘bandel.’
SS-1 M (Marinized) merupakan varian SS-1 yang sudah di marinirisasi, artinya senjata ini dirancang untuk kebutuhan Korps Marinir TNI AL. Ke khasan dari varian M adalah adanya lapisan phosphating yang menjamin karat tidak berani mendekat. Karena proses pelapisan ini, SS-1 M tampil beda dengan varian SS-1 lainnya, senjata SS-1 Marinir ini punya warna abu-abu yang menyiratkan kesan lebih garang.
Phosphating adalah proses perlakuan terhadap logam (besi, galvanized atau aluminium) menggunakan asam phosphate dan senyawa lainnya dimana permukaan logam bereaksi secara kimia dengan media asam phosphate tersebut membentuk lapisan kristal phosphate yang tidak larut yang melindungi permukaan logam secara keseluruhan. Ini artinya, SS-1 M dapat dioperasikan penuh pada lingkungan perairan berkadar garam tinggi, seperti laut dan rawa. Bahkan, senjata tetap berfungsi setelah terendam lumpur atau pasir. Selain digunakan oleh pasukan Marinir, SS-1 M juga dipakai oleh Komando Pasukan Katak (Kopaska).
Menyadari bahwa Korps Marinir terdiri dari beberapa elemen tempur, maka SS-1 M dirancang dengan tiga varian dasar yang sama dengan varian SS-1 reguler kaliber 5,56 mm, yaitu SS-1 M1 (laras 16 inchi), SS-1 M2 (laras 14,5 inchi), dan SS-1 M5 (laras 10,5 inchi). Penggunaan SS-1 M2 yang berlaras pendek, ideal untuk digunakan pada pasukan kavaleri Marinir, begitu pun dengan SS-1 M5, jadi ideal untuk kebutuhan close quarter battle bagi satuan elit Denjaka dan Taifib (Intai Amfibi) Marinir.
Lepas dari pelapis phosphat, pada dasarnya SS-1 sudah dirancang untuk lebih bandel dari senapan M-16 A1. Selain menganut mekanisme piston ala AK-47, rahasia kebandelan SS-1 terletak pada sistem pengaturan gas yang dimilikinya. Jika laras dan mekanisme telah dipenuhi kotoran, pengguna tinggal menggeser tuas pengatur aliran gas yang terletak di upper receiver ke sisi kanan. Hasilnya, aliran gas akan dialirkan maksimal untuk mendorong piston, alhasil SS-1 akan mampu beroperasi tanpa hambatan. Pengguna tinggal mengembalikan tuas ke posisi kiri jika kotoran di dalam mekanisme sudah berkurang.
Tambahan perlindungan juga datang dari dust cover yang berbentuk lonjong tepat di belalang tuas pengokang. Dust cover ini akan membuka dan menutup seiring pergerakan mekanisme penembakan, melindungi mekanisme internal terhadap gangguan debu yang berusaha masuk.
Untuk urusan laras, SS-1 pun sudah dirancang Pindad dengan tuntutan standar NATO yang mengharuskan laras twist 1:7. Standar ini diterapkan agar dapat melontarkan peluru SS-109 maupun peluru seri MU-5 yang dibuat Pindad dengan sama baiknya. Dengan panjang laras 16 inchi, SS-1 dapat melesatkan proyektil MU-5TJ (peluru tajam) dengan kecepatan awal 883 meter per detik. Lesatan proyektil ini amat ideal untuk menciptakan efek perlukaan balistik maksimal yang mematikan pada jarak 300-400 meter.(Bayu Pamungkas)