Industri kapal selam, merupakan industri strategis bagi setiap negara. Dengan demikian, tidak ada negara yang memberikan begitu saja teknologi kapal selam kepada negara lain.
Hal ini berlaku untuk semua, sehingga jangan heran sekitar 80 persen komponen kapal selam Type 209/1400, Chang Bogo class, yang sedang dibangun Korea Selatan, masih didatangkan dari Jerman.
Hanya komponen yang tidak vital yang diambil oleh Korea Selatan. Bahkan bahan titanium untuk badan kapal masih didatangkan dari luar Korea Selatan. Pengerjaan komponen dari Jerman dan Korea Selatan ini, dilakukan oleh sejumlah subkontraktor di Korea Selatan. Tidak ada satu perusahaan yang memegang blue print utuh. Blue print itu, dibagi ke sejumlah perusahaan. Itu pun petingginya masih dipegang oleh orang Barat.
Pengerjaan semua itu sangat tertutup. Orang asing tidak dibolehkan masuk.
Dengan situasi itu, patut diduga transfer teknologi kapal selam Chang Bogo dari Korea Selatan ke Indonesia, baru sebatas kulitnya saja, atau merakit.
Semua dinding kapal selam Chang Bogo ini akan dilapisi bahan titanium dan sepertinya PT Krakatau Steel Indonesia, belum bisa memproduksinya.
Indonesia ingin membuat kapal selam sendiri dan transfer teknologi yang diperoleh dari Korea Selatan, diduga jauh dari mencukupi, sehingga Indonesia juga melakukan kerjasama membuat kapal selam dengan DCNS Prancis dan dengan Yunani, kalau jadi.
Indonesia jangan terlalu berharap dengan Rusia. Sejumlah petinggi Indonesia, sudah tahu bahwa Rusia pelit berbagi teknologi kapal selam dengan Indonesia, karena motivasi mereka cuma uang.
Membangun kapal selam adalah sesuatu yang sulit. Namun bila Indonesia berhasil membangunnya, benarlah adanya cerita, bahwa orang orang Indonesia punya bakat yang besar di bidang teknologi, tinggal diberi kesempatan saja.
Kepakkan sayapmu, hai patriot-patriot Indonesia, demi kejayaan negeri ini.
*nb : Salam buat rekan Warjag yang berada di Korea Selatan.
Sumber : JKGR