Program pembangunan jet tempur generasi kelima F35 memiliki berbagai masalah kompleks, terlalu mahal, terlalu lambat dan terlalu terlihat di radar.
Miliaran lebih anggaran telah di gelontorkan dan bertahun-tahun terlambat dari jadwal yang seharusnya, para kritikus khawatir kekuatan Australia tertinggal jauh dari tetangganya, Indonesia yang diperkirakan akan segera memiliki Su-35.
Dorongan untuk memeriksa kebijaksanaan pembelian Joint Strike Fighter F-35 hingga sebesar US$ 24 milyar, pembelian peralatan perang termahal dalam sejarah Australia, saat ini sedang berlangsung di Senat.
Juru bicara Greens defence Peter Whish Wilson pada Jumat 27/11/2015 mendesak komite Senat urusan luar negeri dan perdagangan untuk menyelidiki kesesuaian jet tempur siluman untuk kepentingan strategis Australia.
Langkah ini dilakukan setelah pemilu bulan lalu Perdana Menteri Kanada yang baru, Justin Trudeau berjanji untuk meninggalkan rencana pembelian pesawat tempur yang bermasalah.
Pejabat dari Departemen Pertahanan Australia mengatakan dalam sidang Senat, mundurnya Kanada dari proyek F-35 tidak akan menambah biaya yang harus dikeluarkan Australia, namun Letnan Jenderal AS, Chris Bogdan memperkirakan harga setiap pesawat kemungkinan akan meningkat hingga US$ 1 juta per pesawat.
“Ini adalah hak rakyat untuk tahu kemana uang mereka di belanjakan dan apakah sepadan dengan uang yang dikeluarkan ,” kata Senator Whish-Wilson.
“Saya ingin kritik pengadaan F-35 ini dijawab oleh para ahli dan dibahas secara rinci untuk menyelidikinya.” lanjutnya.
Proyek F-35 yang dimulai sebagai sebuah kolaborasi antara AS dan delapan negara lainnya, termasuk Australia telah dilanda oleh keterlambatan, pembengkakan biaya dan kesulitan teknis.
Kegagalan teknis terbaru adalah kemungkinan cedera parah pada leher pilot yang disebabkan oleh kursi ejector pada pesawat F-35.
Australia terpaksa membeli tambahan pesawat tempur F-18 Hornet pada tahun 2012 untuk menutupi kekurangan armada udaranya akibat keterlambatan pengiriman F-35.
Tapi pada bulan Agustus marinir AS mengumumkan F-35 pertama siap dikerahkan, dan Inggris pekan lalu berkomitmen untuk membeli lagi 24 F-35C hingga tahun 2023 untuk mengisi armada udara di kapal induk barunya.
Senator Whish-Wilson mendesak Senat untuk memeriksa keterlambatan pengiriman dan pembengkakan biaya yang terus bertambah. Senator juga mendesak jet tempur alternatif lain agar dipertimbangkan untuk dibeli.
Sumber : militerhankam