Indonesia telah menangguhkan tanpa kejelasan program kapal siluman trimaran yang dikenal sebagai Kelewang class. Penundaan tanpa batas ini kemungkinan akibat pergeseran prioritas pembelian (belanja alutsista) semenjak penggantian Kepala Staff Angkatan Laut yang baru memegang komando pada Desember 2014
Angkatan Laut Indonesia telah menghentikan program kapal serang cepat siluman 63 m yang dikenal sebagai Kelewang class dan tidak akan melakukan pembelian lebih lanjut di luar satu kapal Kelewang class yang saat ini sedang dibangun.
Wakil Presiden dan Kepala Saab Indonesia, Peter Carlqvist, mengatakan kepada IHS Jane di Singapore Airshow 2016, sistem persenjataan dan sistem lainnya dari Saab tidak akan dipasang diatas kapal yang saat ini sedang dibangun di tempat pembuat kapal Indonesia PT Lundin di Banyuwangi, Jawa Timur.
Setelah beberapa waktu lalu muncul pemberitaan dari Janes yang mengungkapkan penundaan tanpa batas pembangunan kapal serang cepat klewang class, kali ini muncul pemberitaan dari Stockholm International Peace Research Institute (Sipri) yang mengejutkan.
Dari catatan Sipri, tetap tertulis program pembelian 4 kapal Fast Attack missile Klewang class oleh Angkatan Laut Indonesia, walau belum tercatat nominal anggaran dan ‘time’ produksi serta pengirimannya.
Empat Kelewang class masih tetap dipesan TNI AL, dan akan memiliki perangkat tambahan yang lebih besar dibandingkan dengan kapal seri pertama yang terbakar.
Perangkat tambahan tersebut termasuk sistem sensor dan Combat Management System (CMS) di tiang utama kapal, persenjataan yang tersembunyi dan sistem persenjataan tambahan yang masih dirahasiakan, juga penambahan dek belakang kapal agar bisa menampung helikopter dan drone pengintai.
Sumber : Militerhankam