Strategy Page melaporkan pada bulan April 2016 sebuah tank M-60T Turki ditabrak oleh Anti-Tank Guided Missiles (ATGM) Kornet buatan Rusia dan tidak hancur. Serangan dengan Kornet dilakukan ISIS di di Irak antara perbatasan dan Mosul. Tentara Turki telah ada di wilayah ini lebih dari setahun untuk melatih Kurdi.
Turki menggambarkan kerusakan pada M069T sangat kecil dan bisa dengan cepat diperbaiki. Turki telah menggunakan M-60T selama lebih dari satu dekade dan telah cukup puas dengan main battle tank ini. Jika kabar ini benar maka kembali menjadi catatan tidak nyaman bagi Kornet menghadapi tank-tank yang moderen atau setidaknya tank tua yang diupgrade.
Pada bulan Maret 2002 Turki menandatangani kesepakatan senilai US$668 juta untuk dengan perusahaan Israel meng-upgrade 170 MBT M-60A1 buatan Amerika dengan standar M-60T. Upgrade meliputi penggantian meriam 105mm dengan 120mm.
Sistem kontrol tembakan ditingkatkan dan pemambahan baju besi frontal armor aktif ERA (Explosive Reactive Armor) dan pasif (komposit). Elektronik juga diupgrade dan mesin dirombak.
Kesepakatan M-60T diambil setelah empat tahun perundingan, Israel awalnya menawarkan untuk menjual tank Merkava tetapi Turki memutuskan untuk meng-upgrade M-60 sebagai gantinya. Israel telah meningkatkan M-60 mereka dengan cara yang sama.
Kornet E adalah rudal dipandu laser Rusia dengan rentang 5.000 meter. Peluncur memiliki pemandangan termal untuk digunakan pada malam hari atau kabut. Hulu ledak rudal dapat menembus armor tank modern untuk membuat baju besi sisi Merkava Israel atau tank M1 AS rentan.
Rudal ini memiliki berat 8,2 kg dan peluncur 19 kg. Pertama diperkenalkan pada tahun 1994 dan telah dijual ke Suriah (yang tampaknya meneruskannya ke Hizbullah dan Hamas). ISIS merebut beberapa Kornet di Suriah.
Kornet telah memiliki beberapa keberhasilan melawan tank M1 tetapi pada model yang memiliki perlindungan kurang baik. Pada tahun 2014, ketika pasukan Irak runtuh, beberapa tank M1 Amerika dibuat lumpuh dengan Kornet.
Pasukan Irak tidak menggunakan M1, karena mereka diajarkan oleh Amerika, menggunakan M1 mereka dalam hubungannya dengan infanteri. Hal ini memungkinkan pejuang ISIS berada cukup dekat untuk M1 selama pertempuran untuk menempatkan bahan peledak dan menonaktifkan atau menghancurkan beberapa M1. Beberapa dihancurkan juga degan rudal Kornet.
Pada tahun 2003 empat M1 dinonaktifkan, tapi tidak hancur, oleh Kornet Irak. Pada tahun 2006 beberapa Merkavas Israel dihancurkan oleh Kornet Hizbullah. Pada 2014 Israel telah mengadopsi sistem anti-ATGM untuk Merkavas mereka hingga mampu menahan lebih dari selusin serangan Kornet.
Sebelum 2014 tidak ada M1 telah dihancurkan oleh aksi musuh, tapi itu sebagian besar karena mereka digunakan oleh awak dan komandan terlatih. Selain itu hampir semua M1 Amerika yang masuk pertempuran memiliki armor yang lebih baik daripada yang dijual ke Irak. Ada beberapa item yang ada di M1 Amerika tidak ada di tank yang dijual ke Irak.
M1A1 Irak tidak ada armor uranium, tidak menggunakan ERA (Explosive Reactive Armor), dan tidak ada perlindungan tambahan terhadap rudal anti-tank. Yang paling buruk kru M1 Irak tidak memiliki disiplin dan pengalaman yang memadahi. Dari semua itu menunjukkan Kornet memang tidak lagi cocok untuk tank moderen tetapi masih sangat mengancam bagi tank model lama atau yang memiliki sistem perlindungan lemah serta ketidakmampuan kru. Hanya saja juga perlu diingat Kornet juga telah dikembangkan oleh Rusia dengan memunculkan varian terbaru.
Sumber : Jejak Tapak