Wakil Komandan Garda Revolusi Iran Jenderal Hossein Salammengatakan mereka akan menutup Selat Hormuz yang strategis bagi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya jika mereka “mengancam” Republik Islam tersebut.
Komentar Jenderal Hossein Salami disiarkan televisi pemerintah Rabu 4 Mei 2016. Ini adalah kesekian kalinya perang retorika dan konfrontasi antara Iran dan AS terkait selat sempit yang menjadi jalur transportasi sepertiga minyak dunia tersebut.
Pernyataan Jenderal ini juga mengikuti pernyataan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei yang pada hari Senin mengkritik kegiatan AS di Teluk Persia. Tidak jelas apakah itu sinyal kekhawatiran baru Iran terkait konfrontasi selat atau mungkin terkait kesepakatan nuklir dengan AS dan kekuatan dunia lainnya.
Sebagaimana dikutip Associated Press Salami mengatakan bahwa “Amerika harus belajar dari kebenaran sejarah baru-baru ini.” Associated Press menyebut pernyataan ini mungkin mengacu pada penangkapan 10 pelaut AS yang memasuki perairan Iran pada Januari lalu. Para pelaut yang dilepas kurang dari satu hari kemudian, meskipun televisi pemerintah sempat menayangkan rekaman dari para pelaut yang berlutut dengan tangan mereka di atas kepala mereka.
“Jika Amerika dan sekutu regional mereka ingin melewati Selat Hormuz dan mengancam kita, kita tidak akan mengizinkan masuk,” kata Salami, tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang apa yang ia dan para pemimpin lainnya akan lakukan.
Dia menambahkan “Amerika tidak bisa membuat aman setiap bagian dari dunia.”
Letnan Rick Chernitzer, Juru Bicara Armada 5 Angkatan Laut AS di Bahrain mengatakan Amerika akan terus beroperasi sesuai dengan standar maritim profesional dan hukum internasional di kawasan Teluk Persia.
“Kami tetap bijaksana, waspada dan bertanggung jawab seperti yang operasi kami di sini,” kata Chernitzer dalam sebuah pernyataan kepada Associated Press. “Kami, bagaimanapun, berhak untuk membela diri.”