Kapal selam yang dipesan Indonesia dari Daewoo Shipbuilding Marine Engineering (DSME) akan terlambat lagi. Berdasarkan kontrak pengadaan antara pemerintah Indonesia dan perusahaan Republik Korea itu kapal selam dijadwalkan akan dikirimkan tahun lalu dan tahun ini.
Sekarang, Kementerian Pertahanan Indonesia mengungkapkan bahwa Korea Selatan akan siap memberikan tiga kapal selam pada bulan September, namun kini Indonesia yang tidak siap karena belum melengkapi infrastruktur yang diperlukan hingga meminta pengiriman ditunda sampai Desember.
“Pemerintah telah mengucurkan Rp 1,5 triliun ke PT PAL untuk membangun infrastruktur kapal selam, termasuk hanggar dan mengambang peralatan,” Laksamana Leonardi, Kepala Pusat Pengadaan Departemen Pertahanan mengatakan kepada The Jakarta Post di Jakarta baru-baru
Dilaporkan bahwa Kementerian Pertahanan dan DSME menandatangani kontrak untuk tiga kapal selam kelas Chang Bogo pada tahun 2011 senilai US$1,07 miliar.
Sesuai dengan kontrak, dua kapal selam akan dibangun di Korea Selatan bekerja sama dengan pembuat kapal milik negara PT PAL, sementara kapal selam ketiga akan dibangun di fasilitas PT PAL di Surabaya.
Leonardi mengatakan selain persiapan infrastruktur, Indonesia juga perlu untuk melatih awak dan operator yang akan membangun kapal selam di Surabaya, Jawa Timur. “Kami yakin semua rencana berada di jalur, karena kita sudah mendorong kembali batas waktu,” kata Leonardi.
Optimisme juga disampaikan Direktur Produksi PT PAL Edy Widarto, yang mengatakan bahwa pembangunan masih di jalur dan akan dicapai pada bulan Desember. Menurut Edy, infrastruktur kapal selam baru PT PAL akan memiliki kapasitas untuk membangun atau mengembalikan dua kapal selam sekaligus.
“Kami bahkan dapat menggunakan infrastruktur yang sama untuk membangun sebuah kapal perang permukaan, seperti penghancur rudal kapal perang [PKR], yang kita akan membangun dengan pembuat kapal Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding [DSNs],” kata Edy Post di Surabaya, Rabu.
Edy mengakui bahwa ada penundaan dalam rencana karena masalah pencairan anggaran. Namun, ia menegaskan bahwa modul kapal selam akan dikirim dari Korea Selatan pada bulan Desember, dan bahwa PAL akan mulai mengumpulkan mereka di Januari 2017.
Edy mengatakan PT PAL akan merakit modul di bawah pengawasan ahli DSME ini. “Teknisi kami siap. Kami memiliki orang-orang berkualitas baik. Kami memiliki pengalaman yang diperlukan untuk merakit modul kapal perang cepat dan akurat, “kata Edy.
Selain kapal selam kelas Chang Bogo, Angkatan Laut Indonesia telah mengungkapkan rencananya untuk membeli dua kapal selam kelas Kilo baru dari Rusia untuk memperluas armadanya. pengadaan merupakan bagian dari rencana strategis untuk 2015-2019. Namun, Angkatan Laut telah belum memutuskan jenis kapal selam kelas Kilo yang akan dipesan. Indonesia setidaknya membutuhkan 12 kapal selam ini untuk melindungi wilayahnya.
Angkatan Laut saat ini mengoperasikan dua kapal selam buatan Jerman, KRI Cakra (401) dan KRI Nenggala (402), yang dibangun pada 1980-an. Kapal selam ini dijadwalkan akan dinonaktifkan pada tahun 2020.
Sumber : Militerhankam