Rencananya, kapal yang dibajak tersebut akan dirapatkan pada salah satu pelabuhan di Timor Leste. Saat ini kapal asal Singapura itu diamankan di Dermaga Ujung, Surabaya. Selama dibajak, kapal tanker MV Hai Soon diubah namanya menjadi MV Aiso oleh kawanan pembajak.
“Sembilan tersangka pelaku pembajakan semuanya adalah warga kita sendiri, WNI dan hanya menuruti ‘perintah’ otak pelaku berkewarganegaraan Singapura yang menjanjikan upah Rp 200 juta bila dapat merapatkan kapal beserta isinya di pelabuhan Timor Leste,” ujar Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto SH, MAP dalam keterangan pers di Mako Armatim, Surabaya, Selasa (10/5).
Darwanto menyatakan, tidak semua tersangka biasa terlibat dalam pembajakan kapal. Ada tersangka yang awalnya bekerja di pertambangan dan terpaksa ikut komplotan penjahat karena diiming-imingi upah mahal.
Dari keterangan saksi korban, kapal tangker MV Hai Soon-12 berangkat dari Singapura, namun setiba di Selat Karimata tanpa diketahui didekati sebuah perahu tak dikenal. Sekelompok penumpang perahu yang bersenjata tajam dengan cekatan naik ke MV Hai Soon, Minggu (8/5).
Mereka mengancam akan menghabisi anak buah kapal (ABK) yang mencoba melawan. Salah seorang tersangka sengaja memutuskan radio komunikasi sehingga kehilangan kontak komunikasi. Hanya saja, pergerakan kapal tetap dapat termonitor karena terpasang perangkat automatic identification system (AIS). “MV Hai Soon-12 terdeteksi berada di wilayah perairan Tanjung Puting,” ujarnya.
Dalam beberapa saat, nama kapal yang dibajak diubah menjadi MV Aiso, sementara huruf yang lainnya dicat hitam. KRI Untung Suropati akhirnya berhasil menaklukkan MV Aiso setelah diberi tembakan peringatan meriam. Sebelumnya, KRI Teluk Cendrawasih dan KRI Teluk Rupat sempat menerima infiormasi pembajakan dan juga diperintahkan menghadang kapal MV Hai Soon.
Selain mengamankan 9 tersangka pelaku pembajakan, 20 ABK MV Hai Soon-12 beserta seorang penumpang juga diselamatkan yang terdiri dari enam asal Myanmar, dua asal Korea Selatan, satu dari Singapura, 11 warga Tiongkok, dan satu WNI asal Batam.
“Ini adalah pembajak kapal jaringan internasional dengan sasaran BBM yang diangkut kapal tanker. BBM hasil kejahatan itu dipastikan akan dijual. Informasi dari Singapura bahwa kapal (yang dibajak) itu hendak menuju ke Australia, namun dibajak dan hendak dirapatkan di salah satu pelabuhan di Timor Leste,” ujar Darwanto.
Setelah TNI AL mendapatkan data yang cukup, kata dia, kasus tersebut segera diserahkan ke kejaksaan untuk diproses lebih lanjut.(Aries Sudiono/HS)
Sumber : beritasatu