Setelah sempat hanya menjadi ajang pertarungan antara JF-17 Pakistan dan Tejas India, Pemerintah Sri Lanka akhirnya menempuh cara berbeda untuk mencari jet tempur. Angkatan Udara diminta untuk membuka tender terbuka yang bisa diikuti siapa saja.
Negara ini membutuhkan setidaknya delapan jet tempur untuk Angkatan Udara Sri Lanka (SLAF). Kabinet pekan lalu memilih untuk membuka kompetisi internasional.
“Kabinet memberi lampu hijau untuk SLAF untuk terus maju dengan tender terbuka atau proses ICB [international competitive bidding] untuk mendapatkan pesawat yang ideal ssuai dengan paket keuangan. Jadi China, India, Pakistan, Inggris atau negara lain bisa mengirimkan EOI (Expression of Interest) untuk menguraikan metode pembiayaan masing-masing, baik itu jalur kredit atau pinjaman lunak, ” kata Menteri Pertahanan Karunasena Hettiarachchi kepada The Sunday Leader Minggu 1 Mei 2016.
Menurut sumber yang akrab dengan masalahini SLAF sedang mencari delapan pesawat tempur, dua pesawat kargo dan satu jet pelatihan dengan biaya US$ 400 juta. Sebelumnya Pakistan, India dan China saling jegal satu sama lain untuk meraih kesepakatan ini.
Pemerintah Sri Lanka awalnya ingin membeli JF-17 Guntur – generasi ketiga tempur co-diproduksi oleh Pakistan Aeronautical Complex (PAC) dan China Chengdu Aircraft Industry Corporation (CAC). Saat ini JF-17 yang diterbangkan hanya oleh Angkatan Udara Pakistan (PAF), dengan skuadron pertama dari pesawat Blok 1 operasional pada tahun 2010. Pada akhir 2015 Desember, PAC meluncurkan 50 pesawat Blok 2.
Namun pada Januari 2016, New Delhi memberikan tekanan pada Sri Lanka dan menentang rencana SLAF untuk membeli J-17 dengan alasan bahwa Sri Lanka tidak perlu pesawat tempur dan mengatakan India telah menawarkan Tejas ke SLAF. Penentangan keras dari India memaksa Sri Lanka untuk menghentikan rencana membeli JF-17 dari Pakistan.
Sumber : Jejak Tapak