Rusia saat ini tidak berencana untuk melanjutkan kontrak pengiriman sistem pertahanan udara S-300 ke Suriah. Demikian hal tersebut dikatakan Kepala Layanan Federal untuk Kerja Sama Teknik-Militer Rusia (FSMTC) Alexander Fomin pada Selasa (26/4), seperti yang dikabarkan media Rusia Sputnik.
"Tidak, tidak dilanjutkan," kata Alexander Fomin menjawab pertanyaan wartawan terkait apakah saat ini sedang Rusia tengah mempersiapkan untuk melanjutkan kembali kontrak pengiriman S-300 ke Suriah.
Rusia dan Suriah menandatangani kesepakatan senilai 1,1 miliar dolar AS untuk pengiriman empat sistem pertahanan udara S-300 pada 2011, sebelum akhirnya pemberontakan di Suriah menyebabkan perang saudara pada bulan Maret di tahun itu.
Pada Juni 2013, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa meskipun kesepakatan pengiriman S-300 telah ditandatangani dengan Suriah, senjata tersebut tidak akan dikirim demi mencegah terganggunya keseimbangan kekuasaan di negara tersebut.
Sistem pertahanan udara S-300 adalah sistem pertahanan rudal yang dirancang untuk menembakkan rudal permukaan-ke-udara ke target udara, seperti helikopter atau pesawat tempur, dan kapal penjelajah atau rudal balistik.
Sumber : RBTH