Kementerian Pertahanan Rusia ingin melihat negara-negara sekutu mereka membangun angkatan bersenjata yang kompak, mampu bergerak cepat serta mematikan dengan dilengkapi senjata dan kendaraan paling canggih.
“Kami ingin memiliki sekutu dan mitra kami memiliki tentara yang kompak sangat mobile dan dilengkapi dengan senjata dan kendaraan up to date hingga mampu, andal serta efektif menolak tantangan dan ancaman keamanan nasional. Logika tindakan kita adalah sederhana dan jelas. Perbatasan yang kuat dari CSTO [Collective Security Treaty Organization] adalah mantra keamanan yang lebih baik bagi Rusia,” kata Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu pada 5th Moscow conference on international security Rabu 27 April 2016.
Dia mengatakan salah satu tugas umum adalah untuk mencegah penyebaran terorisme ke wilayah negara anggota CIS. Shoigu menekankan perlunya perhatian khusus untuk mengimbangi situasi yang mengkhawatirkan di Asia Tengah yang rawan dari ancaman teroris dari Afghanistan. Untuk diketahui negara anggota CSTO terdiri dari Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.
“Kami yakin bahwa pangkalan militer Rusia di Tajikistan dan Kirgistan adalah perlindungan stabilitas regional. Dalam kerjasama dengan sekutu kami, kami memperkuat kesiapan tempur mereka dengan memberikan Dushanbe dan Bishkek keamanan yang lebih besar,” kata Shoigu sebagaimana dilansir Kantor Berita TASS.
Pejabat itu juga mengatakan bahwa membangun komponen militer dari Organisasi Kerjasama Shanghai atau Shanghai Cooperation Organization (SCO) akan memenuhi kepentingan umum. SCO adalah organisasi politik, ekonomi dan militer Eurasia yang didirikan pada tahun 2001 di Shanghai oleh para pemimpin China, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan.
Menteri mencatat bahwa dunia belum menjadi lebih aman sejak konferensi Moskow sebelumnya. “Dunia belum menjadi lebih aman sejak pertemuan kami sebelumnya. Meskipun upaya bersama oleh Rusia dan negara-negara lain, situasi di beberapa daerah masih jauh dari stabilitas. Pertempuran sedang berlangsung dan pembentukan blok militer berkembang. Dapat dilihat beberapa negara terus mendikte kehendak mereka kepada masyarakat internasional, menggunakan keunggulan militer mereka. Ambang penggunaan senjata jelas menurun, “kata Shoigu.
Sumber : Jejak Tapak