Kapal induk Perancis Charles De Gaulle, kembali ke pelabuhan asalnya di Toulon, Prancis pekan ini. Sebelum sampai ke tujuan Dassault Etendard Super, sebuah pesawat yang telah menghabiskan hampir 40 tahun berjuang bersama Prancis terbang dari kapal induk nuklir tersebut, dan ini adalah penerbangan terakhir Super Etendard dari dek kapal induk.
Pada bulan Juli ini jet tersebut akan sepenuhnya pensiun dari layanan Marine Nationale. Pesawat serangan ramping subsonik ini telah menjadi pilihan meski dikenal sebagai pesawat yang tidak memiliki kemampuan manuver serta payload. Tetapi pesawat telah menerima upgrade sederhana sepanjang hidup untuk memperluas kegunaannya.
Pesawat memang memasuki layanan sebagai pesawat serang ringan dan membawa rudal anti kapal Exocet.Sekarang armada Rafale-M telah matang dan datang dalam jumlah yang cukup banyak untuk mengambil alih tempat Super Etendard.
Selama kariernya Super Étendards Prancis telah bertugas di 12 medan perang terpisah dari konflik, dari Lebanon, ke Bosnia, Afghanistan. Pada akhirnya mereka benar-benar harus pensiun setelah melakukan misi balas dendam dengan menyerang ISIS, kelompok yang bertanggung jawab atas serangan teror di Paris.
Angkatan Laut Argentina masih memiliki sekitar selusin Super Étendards dan selanjutnya akan menjadi satu-satunya negara yang mengoperasikan pesawat ini. Hanya saja di Argentina, pesawat ini berbasis di darat. Pesawat milik Argentina juga terlibat pertempuran dengan melakukan serangan menggunakan Missile Exocet pada kapal Angkatan Laut Inggris dan sekutu selama Perang Falklands.
Foto-foto ini adalah penerbangan terakhir Super Etendards dari dek Charles De Gaulle menuju rumahnya setelah penyebaran bersejarah.
Sumber : Jejak Tapak