Kapal selam Chang Bogo class pertama pesanan TNI AL kemungkinan akan dikirimkan pada bulan Maret 2017 dan yang kedua pada bulan Oktober 2017, sementara kapal selam ketiga yang akan dibangun di Indonesia diperkirakan akan rampung pada bulan Desember 2018.
Ada hal unik pada kapal selam ketiga yang akan dibangun di Indonesia. Dari brosur di laman DSME, terlihat kapal selam ketiga yang bernomor lambung 405 yang kemungkinan akan diberi nama KRI Nagarangsang ini memiliki panjang yang berbeda dari dua kapal selam yang di bangun Korea Selatan.
Panjang yang berbeda ini kemungkinan untuk pemasangan modul Air Independent Propulsion (AIP). Sekedar diketahui kapal selam sejenis, yakni kapal selam Poseidon miliki ANgkatan Laut Yunani (Type 209/1200) memasang modul AIP Polymer Electrolyte Membrane (PEM) system 120 kW buatan Siemens yang panjangnya 6 meter.
Kapal selam ketiga akan di bangun sendiri oleh tenaga ahli dari Indonesia di galangan PT PAL di Surabaya, tapi dengan penambahan modul AIP kemungkinan pembangunan kapal selam ketiga masih harus mengikutsertakan tenaga ahli dari Korea Selatan.
Dan dengan pemasangan sistem AIP ini jelas akan mendongkrak ketahanan daya selam KRI Nagarangsang hingga 3 minggu tanpa snorkeling ataupun tanpa harus sering muncul kepermukaan yang bisa membocorkan keberadaan kapal selam dari deteksi musuh.
Jika Indonesia berhasil membangun kapal selam Chang Bogo dan mencangkokkan sistem AIP kedalamnya. Ini akan menjadi prestasi yang luar biasa dan akan mendongkrak kemampuan kekuatan bawah laut Indonesia, terutama kekuatan satuan Hiu Kencana TNI AL.
Putra-putra terbaik Indonesia pembangun kapal selam Chang Bogo harus bisa membuktikan, bahwa Chang Bogo bukanlah kapal selam ‘anjing kampung’ yang inferior, tapi sebuah kapal selam ‘Cheetah’ yang kekuatannya tidak bisa diprediksi lawan.
Sumber : JKGR