Menurut juru bicara Angkatan Udara AS di Afghanistan, Kapten Bryan Bouchard, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa jatuhnya pesawat drone senilai US$14 juta itu.
“Kejadian itu terjadi di lapangan terbang Kandahar. Ororitas Angkatan Udara AS akan menyelidiki penyebab kecelakaan itu namun dapat dipastikan bukan karena tembakan musuh,” katanya sebagaimana dikutip Reuters, Minggu 21 Februari 2016.
Drone milik AS telah memainkan perang yang penting dalam perang melawan anggota kelompok militan di Afghanistan. Dipandu dari jarak jauh oleh pilot, pesawat drone bertindak sebagai pesawat mata-mata dan bisa berubah menjadi mesin penyerang yang efektif terhadap tersangka anggota kelompok militan.
Sebelumnya, pada bulan November lalu, pesawat drone jenis Reaper yang beroperasi di Kandahar dan dipersenjatai dengan rudal hancur ketika itu jatuh di sebelah timur laut pangkalan militer di daerah pegunungan. Penyebab kecelakaan tidak dipublikasikan, namun militer menegaskan bukan hasil tembakan dari darat.
Sumber : Jejak Tapak