Setelah sepuluh hari operasi digelar Irak mulai frustasi dan menerbangkan pesawat mereka ke Iran. Untuk mencegah eksodus tersebut Angkatan Udara AS melakukan BarCap permanent. Semacam benteng udara dengan patroli berkelanjutan. Selama 24 jam pesawat melakukan patroli secara bergantian mengawasi langit di dekat perbatasan Irak-Iran.
Tugas ini diberikan kepada F-15. Empat F-15 terbang bersama-sama selama enam jam sebelum diganti tim yang lain. Pada 28 Januari 1991 salah satu BarCap diterbangkan empat F – 15 milik ”Wolfhounds” dari TFS -32 (Tactical Fighter Squadron) yang ada di Soesterberg.
Kapten Don ”Muddy” Watrous mengemudikan Eagle dengan nomor 004. Ketika tengah melakukan pengisian bahan bakar di udara mereka dikabari bahwa ada empat pesawat Irak mengudara. Usai pengisian itu pun mereka melesat ke titik yang dimaksud.
Empat eagle mendekat pesawat musuh dengan formasi sejajar. Saat memasuki area tembak, Watrous mengunci pesawat musuh terdekat dan menembakkan AIM – 7. Lima detik kemudian rudal lain juga ditembakkan. Namun keduanya meleset.
Saat itu F – 15 berposisi di atas Mig-23. Karena jarak yang masih jauh, Muddy masih belum bisa mengunci mereka. Maka dia memutuskan membuang tiga tangki bahan bakar untuk mengurangi beban dan sesaat kemudian melesat dengan kecepatan supersonik untuk mengejar MiG-23.Dia sempat merasakan hal aneh ketika melepaskan tangki bahan bakar. Karena terdapat seleret cahaya yang mengikuti proses pelepasan itu. Namun dia tidak sempat berpikir panjang dan terus mengejar musuh hingga akhirnya kembali bisa mengunci salah satu pesawat. AIM – 7 kembali dilepas dan akhirnya menghantam salah satu MiG-23 tersebut di bagian sayap kanan dan jatuh terbalik. Pilot tak sempat melakukan ejeksi kursi.
”Muddy” masih memiliki rudal AIM – 9 Sidewinder. Tetapi pesawat yang lain sudah diluar jangkauan rudal udara tersebut. Sementara mereka semakin mendekati perbatasan dengan Iran. Dan di titik lain, bahan bakar sudah menipis. Pada saat itulah salah satu F-15 yang lain melihat ada keanehan di sayap kiri pesawat Muddy. Rupanya ketika dia melepas tiga tangki bahan bakar menghasilkan hentakan yang memecah dua kaki dari ujung sayap kirinya.
Dia kembali lagi ke tanker untuk mengisi bahan bakar sebelum kemudian mendarat dengan selamat.
Tetapi ternyata Watrous harus menunggu beberapa hari sebelum kisahnya itu bisa dikonfirmasi sebagai MiG – 23 Flogger. Keterlambatan ini disebabkan oleh fakta bahwa selama pertempuran, ”Muddy” sendirian dan terpisah dari formasi hingga tidak ada bukti. Tetapi akhirnya kejadian itu dikonfirmasi bahwa memang yang jatuh adalah MiG-23 Flogger.
Dan beberapa bulan kemudian dia mendapatkan paket berisi foto sayap kiri pesawatnya yang patah yang diambil rekannya ketika mengisi bahan bakar. Hal itu sebagai pengingat kerja keras yang dia lakukan.[The Aviationist]
Sumber : Jejak Tapak