Korban lain dari konflik Rusia dan Ukraina adalah rencana Rusia untuk membangun pesawat angkut An-124 Ruslan baru dan memperbarui pesawat yang sudah ada saat ini. An-124 adalah pesawat produksi massal terbesar di dunia dan mampu mengangkut muatan hingga 120 ton. Rekor ini baru terpecahkan setelah pesawat Airbus A380 diproduksi. Meskipun begitu, An-124 saat ini masih menjadi pesawat angkut terbesar yang dioperasikan militer di dunia.
Antonov An-124 Ruslan terbang pertama kali pada tahun 1986 dan sejak saat itu sudah 55 unit yang diproduksi. Untuk membangun An-124 baru, diperkirakan akan membutuhkan dana lebih dari USD 100 juta masing-masing. Selama lebih dari satu dekade, Rusia telah berusaha untuk memproduksinya kembali, namun Rusia tidak dapat melakukannya sendiri melainkan harus bekerjasama dengan Ukraina karena disanalah An-124 dirancang dan diproduksi.
Langkah ini merupakan upaya Rusia untuk mengganti persenjataan dan peralatan militer tua peninggalan Perang Dingin. Pada tahun 2012 lalu, Angkatan Udara Rusia mengumumkan rencana ambisius mereka untuk menyediakan armada pesawat angkut baru untuk menggantikan armada tua saat ini. Setidaknya hingga akhir dekade ini Rusia merencanakan membangun 170 unit pesawat angkut baru. Pesawat-pesawat yang masuk dalam rencana besar Rusia ini adalah 20 Antonov An-124, 11 Antonov An-140, 20 Antonov An-148, 39 Ilyushin Il-476, 50 Ilyushin Il-214, dan 30 Let L-410.
Saat ini Angkatan Udara Rusia masih sangat bergantung pada pesawat angkut era Perang Dingin (An-124, An-22, Il-76, An-12, An-72, An-24 and An-26). Selain itu sudah banyak pesawat angkut yang berumur lebih tua dan tidak dapat lagi digunakan karena tingginya biaya perawatan selain faktor usia itu sendiri. Beberapa pesawat angkut tua (An-124 dan Il-76) masih dapat diperbarui, tapi sebagian besar sisanya harus dipensiunkan karena sudah terlalu tua untuk dioperasikan, biaya perawatannya terlalu mahal untuk dipertahankan atau kurang lagi dapat diandalkan.
Pada tahun 2013, Rusia dan Ukraina sudah melakukan dialog untuk kontrak kerjasama pembangunan An-124 baru untuk Rusia, namun hingga kini kontrak belum ditandatangani. Dilaporkan, kontrak untuk membangun sepuluh An-124 baru untuk Angkatan Udara Rusia sudah hampir ditandatangani saat itu, namun akhirnya tertunda.
Produsen Ukraina sendiri berniat membangun pesawat An-124-150 varian baru dengan fitur baru, dan memperbarui beberapa An-124 Rusia yang sudah ada. Jumlah kru akan menjadi 4 sampai 6 orang dan menambah daya angkutnya menjadi 150 ton.
An-124 terbilang sangat sukses sebagai pesawat angkut komersial, terlebih lagi untuk tujuan militer. Bahkan NATO menyewa enam An-124 (disebut NATO sebagai 'Condor') untuk memindahkan kargo militer mereka ke seluruh dunia.
Bila ingin membangun An-124 baru atau memperbarui An-124 yang sudah ada, Rusia harus bekerjasama dengan Ukraina, namun mengingat konflik Rusia-Ukraina saat ini, tampaknya sulit bagi Ukraina untuk meluluskan keinginan Rusia ini, setidaknya untuk saat ini.
Kredit gambar :- Oleg V. Belyakov - AirTeamImages / Wiki Common
- Sergey Kustov / Wiki Common
- Aleksandr Markin / Wiki Common