"Ini adalah realitas dari pertempuran. Faktor-faktor seperti stres tempur, kabut perang, mempengaruhi pengambilan keputusan. Unit yang menembakkan senjata howitzer itu pasti mengatakan tidak disengaja, tetapi penyelidikan militer sedang berlangsung untuk menentukan kebenarannya," kata juru bicara militer Letnan Kolonel Ramon Zagala, Jumat (11/7).
Sebelumnya Militer Filipina mengatakan pertempuran itu menewaskan tujuh tentara, dimana enam di antaranya tewas oleh mortir yang diluncurkan oleh kelompok Abu Sayyaf. Menurut laporan militer resmi, 24 tentara lainnya terluka, sebagian besar akibat penembakan.
Kelompok Abu Sayyaf didirikan pada awal 1990-an dengan modal dana jaringan al-Qaeda pimpinan bin Laden, yang disalahkan atas serangan teroris paling mematikan dan paling brutal dalam sejarah Filipina baru-baru ini.
Serangan ini termasuk pemboman feri pada 2004 yang menewaskan lebih dari 100 orang, penculikan misionaris asing dan wisatawan, dan pemenggalan sebagian besar masyarakat setempat.
Beberapa sandera asing dan lokal diyakini masih ditahan oleh kelompok Abu Sayyaf di hutan-hutan Jolo.
Kampanye melawan mereka didukung oleh sekitar 500 penasihat militer AS yang telah mengelilingi Filipina selatan sejak 2002 untuk melatih tentara Filipina.
Banyak pemimpin Abu Sayyaf telah ditangkap atau dibunuh dan AS bulan lalu mengumumkan bahwa pihaknya akan menarik sebagian besar pasukan Amerika disana tahun ini. Namun kelompok militan tersebut terus menimbulkan ancaman di daerah itu, menculik orang dan melakukan serangan bom.(Sumber : Berita Satu)