Satu di antaranya, Sertu Imam Syafei tewas dalam peristiwa tersebut.
Setidaknya, 87 korban jatuh dalam insiden meledaknya gudang amunisi Tentara Nasional Indonesia (TNI AL) di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu 5 Maret 2014.
Bahkan, satu di antaranya, anggota Satuan Fasilitas perbaikan dan pemeliharaan (Fasharkan) dari Subnit Lantamal 3 Jakarta yaitu Sertu Imam Syafei tewas dalam peristiwa tersebut.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengungkapkan alasan banyaknya korban yang jatuh.
Menurut Untung, dampak langsung ledakan itu berjarak antara 50-100 meter. Padahal, dalam radius tersebut banyak anggota yang tengah beraktivitas.
"Korban-korban ini, ada yang kena efek ledakan secara langsung dan tidak langsung. Tidak langsung itu seperti sedang bekerja di kantor, di kantin, dan bengkel," kata Untung dalam konfrensi pers di lokasi.
Untung mencatat, mayoritas korban berasal dari lingkungan TNI AL. Di luar itu adalah satu orang dari pihak kepolisian.
"Korban ada di lima rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Mintoharjo, Suka Mulia 26 korban, Port Medical Center (PMC) 35 korban, luka berat dan termasuk yang meninggal itu di RS Angkatan Laut Mintohario berjumlah 20 korban. Di Diskeskulinlamil tiga dan RS Koja ada dua korban," tutur Untung.
Data Korban Ledakan yang Masih Dirawat di RS AL MintoharjoBanyak korban yang mengalami patah tulang.
Puluhan korban ledakan gudang amunisi milik Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut di Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit AL Mintoharjo, Jakarta Pusat.
Kebanyakan korban yang telah mendapat penanganan mengalami luka akibat terkena serpihan benda hancur akibat ledakan. Tapi tidak sedikit korban yang mengalami patah tulang.
Satu korban meninggal bernama Sersan Satu Imam Safei, sudah dibawa pulang keluarganya. Iman adalah personel dari kesatuan Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal-Kapal, Lantamal III.
Menurut dokter RS Mintoharjo, dr Syarief Hidayat, Imam meninggal dunia karena mengalami luka di bagian dalam dan luka bakar di bagian leher.
Meski demikian, Syarief mengatakan, tim dokter belum menemukan penyebab pasti meninggalnya Imam.
"Semua itu akan diketahui kalau sudah ada hasil visum," katanya.
Selain Imam, ada pula salah satu korban yang saat ini dalam keadaan kritis dan masih mendapatkan penanganan di Unit Gawat Darurat RS Mintoharjo. Korban adalah Sersan Kepala Midi yang juga dari Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal-Kapal, Lantamal III.
Berikut nama korban yang ada di Rumah Sakit Mintoharjo:
- Mayor Laut Ahmad Suharsono
- Mayor Fahrul Z
- Kapten Agung
- Letda Indra
- Letda Laut M Alfa D
- Pelda Suhari
- Serma Asep Setiawan
- Serma Tejo W
- Serka Kom Endro C
- Serka Midi
- Serka Suatmaji
- Serka Afiriadi
- Serka Sarmidi
- Sertu Laurence
- Sertu Heriyanto
- Koptu Kodri
- Kopda Khotib
- Kopda Sunarjo
- KLK Suratno
- KLS Deni Prasetyo
- KLS Indra W
- PNS golongan II D Dwi Risnanto
- PNS golongan II D Sarmun
- Koptu Kardani
- Koptu Carhadi
- Sertu Imam Syafei (korban tewas)
Komisi I akan menggali informasi apa penyebab dari ledakan tersebut.
Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat akan menyambangi lokasi kejadian ledakan di gudang amunisi ringan milik TNI AL di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis pagi, 6 Maret 2014.
Tim akan dipimpin anggota Komisi I dari Fraksi PDIP, Tri Tamtomo.
"Besok jam 10 pagi kita berangkat ke sana, dipimpin Pak Tri Tamtomo," ujar Ketua Komisi Pertahanan, Mahfudz Siddiq di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 5 Maret 2014.
Menurut Mahfudz, tim Komisi I akan menggali informasi apa penyebab dari ledakan tersebut. Sebab, insiden kecelakaan ini merupakan sesuatu yang sangat serius karena menyangkut tingkat keamanan gudang persenjataan.
"Dan, kita tahu bahwa sekarang ini gudang-gudang persenjataan TNI itu kan ada di lingkungan yang relatif dikelilingi pemukiman. Tentunya, kita ingin periksa juga bagaimana tingkat pengaman pos-pos atau tempat-tempat gudang persenjataan TNI itu," kata politisi PKS ini.(Sumber : Viva)