Singkatnya, ARES sama saja dengan UAV, yang terbang dari bandara ke bandara, kapal perang, atau di medan perang, dan melakukan berbagai misi. ARES akan menggantikan pesawat V-22 Osprey dan beberapa jenis pesawat lainnya. Namun, bedanya ARES tidak berawak.
Dengan menggunakan pesawat tak berawak untuk melakukan misi-misi berbahaya, tentunya akan mengurangi risiko kehilangan penerbang.
Menurut DARPA, ARES akan dikendalikan dari jarak jauh melalui smartphone dan tablet. Btw, jika semua sudah dikendalikan dari smartphone atau tablet, nantinya perang tidak lagi mempertemukan tentara manusia dari dua belah pihak secara langsung. Mereka akan berperang dengan hanya menggunakan smartphone atau tablet dari pangkalan masing-masing atau mungkin berperang dari rumah masing-masing, sambil ngemil pula he... Canggih sekaligus edan.(Sumber : Artileri)