WASHINGTON - Angkatan Udara AS telah membatalkan sebuah kontrak senilai 355 juta dollar AS untuk pembelian pesawat serang ringan buatan Embraer, Brasil. Angkatan Udara (AU) AS mengatakan akan menggelar sebuah investigasi setelah muncul protes dari sebuah perusahaan kedirgantaraan AS yang menjadi saingan Embraer, kata sejumlah pejabat AS, Selasa (28/2/2012).
Kontrak pembelian 20 pesawat Embraer jenis AT-29 Super Tucano itu dimenangkan Embraer pada Desember lalu sebagai bagian dari rencana AS untuk mempersenjatai militer Afghanistan di tengah penarikan pasukan NATO. Namun AU AS mengatakan tidak "puas" dengan dokumen-dokumen yang mendukung keputusan untuk menyerahkan proyek itu ke Sierra Nevada Corporation yang berbasis AS, yang bermitra dengan Embraer.
Militer AS ingin memberikan pesawat ringan kepada Angkatan Udara Afghanistan untuk melakukan pelatihan penerbangan, pengintaian udara dan operasi pendukung bagi pasukan darat. AT-29 Super Tucano merupakan pesawat turboprop yang didesain untuk lingkungan berancaman rendah.
Namun Hawker Beechcraft Corp, yang berbasis di Wichita, Kansas, memprotes kontrak itu. Perusahaan itu beralasan, pesawat AT-6 buatannya blokir secara tidak adil dari kompetisi untuk memenangkan kontrak tersebut.
Para pejabat Embraer membantah tuduhan itu tetapi pihaknya tidak dapat menghentikan penyelidikan pemerintah.
"Hari ini, Angkatan Udara menyarankan kepada Departemen Kehakiman bahwa mereka akan mengambil tindakan korektif pada kontrak Afghanistan Light Air Support dan akan menyisihkan kontrak untuk Sierra Nevada efektif per 2 Maret 2012," kata Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan.
"Sementara kami mencari kebenaran, kami kadang-kadang gagal, dan saat kami lakukan kami akan mengambil tindakan korektif," kata Sekretaris Angkatan Udara AS , Michael Donley, dalam pernyataan yang sama. Dia menambahkan, eksekutif akuisisi senior "tidak puas dengan kualitas dokumen yang mendukung keputusan pemenangan" tapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Pernyataan itu juga mengatakan, Kepala Komando Perlengkapan Angkatan Udara, Jenderal Donald Hoffman, telah meluncurkan penyelidikan terkait kemenangan itu.
Para anggota parlemen yang mewakili Kansas, tempat Hawker Beechcraft berada, telah mengajukan pertanyaan tentang kesepakatan dengan Sierra Nevada dan Embraer.
Di Brasil, Embraer dalam sebuah pernyataan menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan "tepat waktu dan tanpa pengecualian, semua dokumentasi yang diperlukan" dalam kemitraan dengan Sierra Nevada. "Keputusan memilih Super Tucano ... adalah sebuah pilihan untuk produk terbaik dengan kinerja yang telah terbukti dan semua kemampuan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan klien," kata Embraer.
Disisi Lain Pentagon Masih Tertarik Beli Pesawat Brasil
Amerika Serikat tetap tertarik pada kemungkinan pembelian pesawat serang ringan buatan Embraer, Brasil, meskipun telah membatalkan kontrak minggu ini, kata Wakil Menteri Luar Negeri AS, William Burns, Kamis (1/3/2012).
Burns, dalam kunjungan ke Rio de Janeiro, mengatakan, pembatalan kontrak itu bukan sebuah refleksi penolakan terhadap Super Tucano—untuk digunakan di Afganistan. Ia menggambarkan pesawat itu sebagai "sebuah pesawat yang sangat baik".
Kementerian Luar Negeri Brasil telah mengeluarkan pernyataan keras yang menyuarakan "keterkejutan" terkait pembatalan itu, khususnya cara dan waktu pembatalan. "Perkembangan ini dianggap tidak kondusif untuk memperkuat hubungan antara kedua negara dalam urusan pertahanan," kata pernyataan kementerian Brasil itu.
Pentagon, Selasa, membatalkan kontrak senilai 355 juta dollar AS dengan perusahaan AS, Sierra Nevada Corp, dan perusahaan kedirgantaraan Brasil, Embraer. Pentagon juga mengumumkan akan melakukan investigasi setelah ada gugatan hukum dari perusahaan kedirgantaraan AS yang menjadi saingan, yaitu Hawker Beechcraft Corp.
"Embraer sebuah perusahaan besar dan Super Tucano merupakan pesawat yang sangat bagus," kata Burns kepada wartawan di Rio. "AS kini berada di tengah-tengah proses internal, tetapi kami tetap tertarik."
Burns mengatakan, tidak ada kaitan antara kontrak itu dan perang penawaran sengit di Brasil untuk 36 unit jet tempur angkatan udara. Boeing yang berbasis di AS bersama Dassault dari Perancis dan Saab dari Swedia berjuang untuk mendapatkan kontrak senilai antara 4-7 juta dollar dari Brasil.
"Itu dua soal yang berbeda," kata Burns. Kami yakin bahwa F18 (buatan Boeing) adalah pesawat terbaik yang tersedia. Satu hal yang mencerminkan itu adalah bahwa pesawat itulah yang AS gunakan selama 20 atau 30 tahun mendatang," katanya.
"Kami yakin bahwa paket transfer teknologi yang kami tawarkan bersama pesawat itu belum pernah terjadi dalam hubungan kami, juga yang terbaik dari paket yang tersedia."
Tentang kontrak Embraer, Jenderal AS, Norton Schwartz, Rabu, mengatakan, Angkatan Udara akan bergerak "cepat" untuk meluncurkan kontes bagi 20 pesawat serang ringan untuk membantu militer Afganistan karena dana untuk program tersebut akan hangus pada akhir tahun fiskal 2013. Kontrak bagi 20 pesawat Embraer jenis AT-29 Super Tucano itu dimenangkan pada Desember sebagai bagian dari rencana untuk mempersenjatai militer Afganistan di tengah penarikan pasukan NATO. Namun, Angkatan Udara AS mengatakan tidak "puas" dengan dokumen-dokumen kontrak itu dan mengumumkan akan meninjau kembali kemenangan Embraer. Militer AS ingin memberikan pesawat ringan bagi armada udara Afganistan guna melakukan pelatihan penerbangan, pengintaian udara, dan operasi tempur dukungan bagi pasukan darat.
Namun, Hawker Beechcraft Corp, yang berbasis di Wichita, Kansas, memprotes kemenangan Embraer, dengan alasan bahwa pesawat AT-6 buatan perusahaan itu diblokir secara tidak adil dalam kompetisi untuk mendapat kontrak tersebut.
Para pejabat Embraer telah membantah tuduhan itu.(Sumber : AFP/Kompas)