Jakarta - Dihadapkan dengan perkembangan ancaman yang mulai bervariasi dan multi dimensi, sementara gelar kekuatan TNI untuk tugas - tugas pertahanan negara memang belum sepenuhnya mampu mencakup wilayah yuridiksi nasional, maka diperlukan upaya - upaya secara sinergi untuk mengatasi ancaman khususnya yang menggunakan wahana udara dengan mewujudkan sinergi trimatra terpadu dengan mengintegrasikan kebijakan pengelolaan penyelenggaraan sehingga memperlihatkan kesatuan komando yang utuh.
“Unsur - unsur yang ada di Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) baik itu Angkatan Darat maupun Angkatan Laut perlu disinergikan untuk kepentingan operasi – operasi pertahanan udara. Oleh karenanya, diperlukan keterpaduan doktrin, perencanaan operasi, pendidikan dan latihan maupun dukungan Alutsistanya”, ungkap Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Harryanto, saat menjadi pembicara dalam Lokakarya HUT ke-50 Kohanudnas, di Club Persada, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (7/2). Hadir pada acara tersebut Panglima Kohanudnas Marsda TNI JFP Sitompul.
Lokakarya yang berlangsung selama dua hari dengan tema “ Strategi Pengembangan Kohanudnas Kedepan”, sebelumnya juga mengundang beberapa pembicara lainnya antara lain Menhan Purnomo Yusgiantoro, Gubernur Lemhannas Budi Susilo Supandji dan Wakil Ketua Komisi I DPR, T.B Hasanudin.
Sekjen Kemhan mengatakan, aspek keterpaduan dalam pengadaan dan penggelaran Alutsista dalam mengimplementasikan perwujudan kekuatan trimatra terpadu tidak terlepas dari kekuatan Alutsista yang disinergikan dengan kekuatan keterpaduan matra. Penggelaran Alutsista TNI dilaksanakan dengan mempertimbangkan konstelasi geografis Indonesia yang sangat beragam antara wilayah pulau yang satu dengan yang lainnya.
Untuk itu, dalam pengadaan dan penggelaran Alutsista TNI khususnya untuk yang berdimensi unsur - unsur pertahanan udara, operasional recruitment-nya harus diselaraskan dengan kepentingan trimatra terpadu yang relevan dengan kepentingan operasional Kohanudnas.
Menurut Sekjen Kemhan, Kohanudnas juga diharapkan dapat menentukan suatu persyaratan operasional terhadap satuan-satuan dibawahnya, karena persyaratan operasional ini akan sangat penting untuk menentukan Alutsista apa yang perlu diadakan oleh Angkatan.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu cepat, lebih lanjut Sekjen Kemhan juga mengharapkan kepada jajaran Kohanudnas untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kemampuan di bidang teknologi.
Sekjen Kemhan menjelaskan, sangat penting bagi jajaran Kohanudnas untuk mengikuti kemajuan - kemajuan teknologi, apalagi dihadapkan pada perkembangan ancaman – ancaman yang menggunakan wilayah udara nasional, ancaman sudah tidak konfensional lagi namun sudah beragam dan multidimensi.
“Sebagaimana terlihat bahwa perkembangan saat ini terlihat ancaman – ancaman yang menggunakan wilayah udara tidak hanya pesawat tempur, namun juga UVA (pesawat tanpa awak) yang dilengkapi dengan peluru kendali juga menjadi ancaman”, jelas Sekjen Kemhan.
Sementara itu, terkait dalam konteks penanganan terhadap pelanggaran wilayah, Sekjen Kemhan mengatakan bahwa upaya yang dilakukan adalah mengedepankan penanganan dengan pola Operasi Militer Selain Perang, ini artinya bahwa sementara dalam masa damai tidak menggunakan kekerasan, karena dalam masa damai persuasif masih diharapkan.(Sumber)