Ardava.com


Home » , » Ambisi Meningkatkan Kekuatan Kapal Selam TNI-AL

Ambisi Meningkatkan Kekuatan Kapal Selam TNI-AL

Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Rabu, 09 November 2011


Changbogo ClassJakarta - Indonesia memutuskan pemenang kapal selam untuk membuat kapal selam baru pada akhir tahun ini. Meskipun ada beberapa pertanyaan apakah kapal selam baru tersebut akan meningkatkan kemampuan peperangan bawah air Indonesia?

Indonesia akan menentukan pemenang kapal selam untuk TNI AL pada akhir 2011. Korsel dan Jerman-Turki saat ini merupakan pesaing kuat untuk kontrak sebesar $ 1.1 Milyar. Pembelian tersebut merupakan untuk menambah dua kapal selam U-209/1300 buatan Jerman tahun 1981.

Beberapa kalangan berpendapat bahwa modernisasi angkatan laut Indonesia melampaui dari modernisasi biasa. Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan kebutuhan untuk pengadaaan kapal selam setidaknya membutuhkan enam sampai dua belas kapal selam untuk mencapai MEF tahun 2029. Namun hal ini masih diberdebatkan meskipun apakah kapal selam hanya untuk mendukung memodernisasi peperangan bawah laut?.

Pengadaan Yang Berbelit-Belit

Kilo KlassPengadaan kapal selam TNI AL sebenarnya sudah masuk agenda sejak tahun 2005, ketika itu memperkenalkan cetak biru "Green-Water-Navy". Namun, proses tendernya sering tertunda karena masalah keuangan.

Yang terakhir Rusia menawarkan kapal selam kelas Kilo dan Amur, tetapi keinginan tersebut ditunda karena Indonesia tidak mampu membayar uang muka sebesar 15%.

Proses tender ini dibuka kembali pada tahun lalu yang diikuti oleh Rusia, Perancis, Jerman, dan Korsel. Pada pertengahan 2011, Rusia dan Jerman gugur dalam tender, hanya menyisakan Korsel dan Prancis.

Banyak para analisis berspekulasi penyebab gugurnya kedua perserta tersebut, antara lain berpendapat Indonesia memilih kapal kapal selam yang berukuran kecil karena kapal selam Kilo/Amur tidak cocok untuk perairan dangkal, dan ada pendapat lain yang menyebutkan Rusia dan Jerman sangat terlambat mengajukan proposal mereka.

Secara umum, banyak orang percaya bahwa Indonesia sangat tertarik dengan apa yang ditawarkan oleh Korsel yaitu mendapatkan 3 kapal selam dibandingkan dengan Perancis hanya mendapatkan dua kapal selam dengan anggaran yang sama.

Walaupun begitu, Jerman tak patah arang untuk menawarkan kapal selam U-209 nya dengan menggandeng Turki. Tetapi walaupun tawaran Turki cukup menjanjikan yaitu menyewakan satu kapal selamnya namum tidak membuat tertarik Indonesia karena hanya mendapatkan dua kapal selam.

Selain itu, Indonesia melakukan kerjasama lebih dari 30 tahun dengan Korsel mulai dari kapal patroli dan LPD sampai meretrofit kapal selam Cakranya. IHS Jane juga melaporkan bahwa Korsel akan mendapatkan 8 unit pesawat patroli maritim CN-235 dengan dibarter dua kapal selam Changbogo.

Sebuah berdebatan mulai muncul, apakah Indonesia akan menggunakan AIP, System yang memungkinkan kapal selam tersebut bisa menyelam lebih lama.

Tetapi dalam tawaran tersebut kapal selam changbogo buatan Korsel tidak menggunakan AIP System melainkan akan dilengkapi sonar disemua sisi, yang memungkinkan dapat mendeteksi dan lokasi sasaran, hal tersebut dilakukan karena masalah keuangan sehingga untuk saat ini tidak memungkinkan menggunakan AIP System, meskipun bukan tidak mungkin menggunakan AIP System bila kondisi keuangan membaik.

Hal tersebut disebabkan karena penggunaan kapal selam yang memiliki sistem AIP biaya perawatan dan operasional sangat mahal bagi TNI AL.

Namun, untuk pertama kalinya kapal selam Indonesia akan dipersenjatai dengan rudal anti kapal, yang diperkirakan menggunakan SM-39 Exocet tetapi untuk sementara ini masih mengandalkan torpedo buatan lokal seperti yang telah dilakukan kapal selam cakra.

Galangan kapal nasional PT. PAL juga ikut terlibat dalam skema transfer teknologi dalam kesapakatan pembuatan kapal selam tersebut. Dua diantaranya akan dibangun di galangan kapal Korsel, sedangkan kapal selam ketiga akan dibuat di PT PAL. Tetapi Indonesia tidak mungkin untuk menguasai teknologi kapal selam dalam waktu dekat, karena idealnya membutuhkan puluhan kapal selam dan pengalaman puluhan tahun.

Sejarah

RI Tjakra S-01Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari efektif dalam pengadaan alutsista TNI AL, terutama kapal selam mereka karena sebagian besar diperuntukan untuk melakukan pelatihan kru agar melek teknologi tinggi dan untuk operasi pengintaian dalam melakukan ancaman ke musuh. Kapal selam hanyalah sebuah tinta dilaut, dengan kemampuan kru yang baik dan menggunakan teknologi yang sederhana masih bisa menjadi ancaman yang ampuh buat kapal perang permukaan. Salah satu contoh yaitu tenggelamnya kapal perang korvet Cheon Korsel yang ditorpedo kapal selam mini milik Korsel.

Pada awal tahun 1960-an Indonesia telah mengoperasikan 12 kapal selam Whiskey dengan bantuan Uni Soviet kala itu. kapal selam tersebut digunakan dalam melawan Belanda di Papua Barat pada tahun 1961-1962, dan konfrontasi melawan Malaysia dan pasukan persemakmuran Inggris pada tahun 1963-1966. Namun kapal selam tersebut diembargo setelah ada pembekuan diplomatik oleh pihak Rusia pada pertengahan 1960an, dan secara bertahap Indonesia menggrounded kapal selamnya.

Setelah memulihnya hubungan dengan negara Barat memberikan kesempatan untuk meningkatkan alutsista Indonesia. Pada Tahun 1981, Indonesia membeli dua kapal selam kelas Cakra U-209/1300 buatan Jerman Barat, yang masih beroperasi sampai saat ini.

Ambisi Peningkatan Kapal selam


Changbogo ClassPerencanaan TNI AL Indonesia tampaknya belajar dari sejarah masa lalu. Indonesia akan melakukan latihan bersama dengan kapal selam AS, singapura, dan Korsel yang akan direncanakan pada awal 2012. Jelas, latihan ini digunakan Indonesia untuk mengikuti doktrin terkini serta melatih mengoperasional dalam peperangan kapal selam untuk mengantisipasi pengoperasikan kapal selam yang baru. Setidaknya Indonesia dapat menggambarkan keputusan tingkat tinggi dalam menyelesaikan konflik sengketa dan klaim batas wilayah Indonesia.

Ancaman dari China di laut Cina Selatan dan sengketa dengan Malaysia soal Ambalat di perairan Kaltim membantu mendorong modernisasi alutsista TNI AL kedepan. Indonesia baru-baru ini meningkatkan anggaran pertahanan untuk pengadaan alutsista sebesar 35% yaitu 64.4 Triliun ($ 7,5 Miliar) pada tahun 2012. Dengan anggaran ini, seharusnya Indonesia bisa lebih banyak membeli alusista untuk TNI AL.

Pembelian Kapal selam di kawasan ASEAN terus meningkat, pengadaan kapal selam Indonesia hanya bagian dari skema yang dijelaskan sebelumnya. IHS Jane memperkirakan bahwa pada tahun 2020, akan terjadi perlombaan pengadaan kapal selam di kawasaan ASEAN minimal akan memiliki 13 kapal selam, yaitu Thailand, Vietnam dan Filipina.

Hal ini bisa memicu terjadi perlombaan senjata untuk melakukan pengadaan alutsista anti kapal selam. Langkah ini menjadi solusi terbaik dalam memburu kapal selam dengan kapal selam, sehingga peningkatan kapal selam Indonesia bisa dibenarkan.(Sumber : Eurasia Review/MIK/WDN)

Share this article :

Historia


Teknologi


Latihan


Arsip



banner ads banner ads

Translate


English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts


Pendidikan Pasukan Katak TNI-AL. "KOPASKA - Disegani, Dikagumi, Dihormati - Pasukan Elit Indonesia"[By CNN Indonesia]

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Arsip Ardava - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger