
Jet Tempur Gripen NG Produk Swedia
SAO PAULO — Brasil menunggu hasil pemilihan  umum presiden pada akhir Oktober untuk memutuskan pembelian jet tempur  baru seharga multi-miliar dollar AS yang tertunda, kata Menteri  Pertahanan Brasil, Nelson Jobim, Rabu.
Presiden Luiz Inacio Lula  da Silva, yang akan demisioner, akan membicarakan rencana itu kepada  siapa pun yang terpilih untuk menggantikannya dalam pemilu putaran kedua  pada 31 Oktober, kata Jobim di Sao Paulo. "Jika putaran kedua telah  usai, kami akan merundingkan wacana F-X," katanya mengacu kepada kode  pesanan 36 jet tempur moderen bagi Angkatan Udara Brasil. "Pelaksanaan  F-X akan berada di bawah keputusan pemerintah baru. Oleh karena itu,  Presiden harus membicarakan F-X dengan presiden terpilih nanti,"  tambahnya.
Tiga perusahaan pembuat pesawat berebut untuk  mendapatkan pesanan Brasil yang diperkirakan menelan anggaran empat  hingga tujuh miliar dollar AS. Pilihan Lula pada akhir tahun 2009  menempatkan jet tempur Rafale buatan Dassault dari Perancis di urutan  pertama pada daftar pesanan, disusul jet Grippen NG buatan Saab dari  Swedia, serta F/A-18 Super Hornet buatan perusahaan raksasa AS, Boeing.  Namun, prospek tawaran Perancis telah pudar seiring waktu pemilu Brasil,  dan Angkatan Udara Brasil dengan jelas telah memberitahu melalui media  bahwa mereka lebih tertarik kepada jet tempur Swedia yang lebih murah.
Brasil  yang dapat meningkatkan pembeliannya hingga 100 pesawat bersikeras pada  perjanjian itu agar dapat meningkatkan perubahan teknologi sehingga  dapat memajukan sektor penerbangannya.
Calon pilihan Lula yang  seorang mantan ketua kabinet, Dilma Rousseff, saat ini memimpin  pemilihan presiden, yang bersaing dengan rival terberatnya, seorang  mantan Gubernur Negara Bagian Sao Paulo, Jose Serra.(Sumber : Kompas)


