Jakarta - Pemerintah mengakui anggaran departemen pertahanan (dephan) saat ini jauh dari memadai. Namun pasca krisis ekonomi global yang diperkirakan berakhir dua tahun lagi, pemerintah akan berupaya menaikannya secara bertahap.
"Anggaran pertahanan kalau menggunakan pendekatan yang ideal jauh dar memadai. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, insyallah setelah krisis kita lewati tahun ini dan tahun depan anggaran bisaditingkatkan," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika meninjau langsung flat perumahan dinas pasukan pengamanan presiden (Paspampres) di Desa Bojong Cinangka, Bogor, Jawa Barat, Senin (25/5).
Dalam kesempatan itu hadir menteri pertahanan Juwono SUdarsono, Menteri komunikasi dan informasi M. Nuh, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Seketaris Kabinet SUdi Silalahi.
Bila anggaran naik diharapkan dapat mendekati minimun essential fund untuk membiayai minimum essential forces. Namun dana pertahanan sekarang sebesar Rp33,65triliun, dapat digunakan sebaik-baiknya.
"Saya minta gunakan sebaik-baiknya apakah itu biaya operasional, pendidikan dan pelatihan, pemeliharaan, biaya kesejahteran dan secara bertahan biaya pengadaan atau moderenisasi alutsista," ujar Presiden.
Presiden juga menyatakan dengan bangkitnya pembangunan perekonomian, maka anggaran pertahanan harus ditingkatkan. Kenaikan anggaran itu untuk modernisasi sistem persenjataan. Termasuk biaya operasi dan pemeliharaan, serta kesejahteraan prajurit.
"Harapan, maksud saya setelah kita lewati dan bangun perekonomian kembali maka anggaran pertahannan harus ditingkatkan untuk moderenisasi sistem persenjataan," ujar Presiden.(Sumber : Media Indonesia Online)
Berita Terkait :
- Dephan Desak Pengembalian Anggaran Pertahanan RP 260 Miliar
- Jangan Tutupi Realita Minimnya Anggaran Pertahanan